Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Merdeka...!!

17 Agustus 2018   13:46 Diperbarui: 18 Agustus 2018   10:58 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc.pribadi: Mahendra Paripurna

Aku Merdeka..

Dulu aku  adalah sebait kata

Yang lekat dengan perjuangan

Yang diteriakkan para pahlawan di tengah pertempuran

Yang membasahi bibir dan binar mata

Demi negeri tercinta

***

Aku adalah Merdeka..

Dulu aku adalah rasa

Yang terbangkitkan oleh raga yang terjajah

Yang terpenjara lama dalam rintihan siksa

Yang mampu meledakkan asa

Bergemuruh merobek dada

***

Aku adalah Merdeka..

Dulu aku adalah mantera sakti

Pendamping takbir Illahi

Yang mampu membuat bambu runcing

Kalahkan senapan dan meriam penjajah bertaring

Yang membuat kurcaci pribumi tak gentar hadapi raksasa dari negeri antah berantah

***

Panggil.. panggil.. seribu penjajah

Akan kubuat satu prajuritku hancurkan kalian sebelum melangkah

Panggil.. panggil.. puluhan pesawat tempurmu

Akan kubuat pejuangku jatuhkanmu layaknya burung tanpa sayap

Panggil.. panggil.. mesin-mesin perangmu

Akan kubuat bambu-bambu runcing sekuat baja tanpa tanding

Aku adalah penguat raga

Aku adalah perekat jiwa-jiwa nusantara

Aku adalah penyatu ragam agama

Aku lekat dengan ucap para ulama

Ku buat para pejuangku tak gentar dalam pertempuran

Ku buat para pejuangku menyerang walau terpojok di bibir jurang

Ku  buat para pejuangku  kebal rasa walau peluru menerjang dada

Aku adalah benteng dan tameng bagi bumi tercinta

Aku Merdeka

****

Tapi kini

Aku hanyalah seonggok kata

Tanpa makna tanpa rasa

Kau jadikan aku demokrasi tanpa batas

Kau jadikan aku alat peretas kebangsaan

Kau jadikan aku alat pengadu domba agama

Kau jadikan aku seolah musuh para ulama

Dulu aku perekat ulama dan nasionalis demi cita-cita bersama

***

Aku tetaplah Merdeka

Tapi aku rindu

Kau pekikkan dan teriakkan ku dibibirmu

Kau gelorakan semangatmu dengan kataku

Kau sandingkan takbirmu dengan ucap ku

Kau bangkitkan juangmu bersama ku

***

Aku rindu

Melihat kalian bersatu

Demi pahlawan-pahlawan yang terbaring dibumi

Yang rela korbankan darah dan air mata demi damai negeri

Demi para pejuang yang saat ini mungkin menangis melihat polahmu

***

Aku rindu

Berjuang bersama kalian membela harga diri

Menegakkan nyali di depan lain negeri

Membusungkan dada bersama tanpa ngeri

***

Aku rindu

Kepal-kepal tangan kalian yang teriakkan ku

Untuk membangun bumi pertiwi

Menggelegar menggoncang angkasa

Indonesia dan dunia

MERDEKAA !!!

Tangerang, 17 Agustus 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun