Mohon tunggu...
Mahendra Eka Purnama
Mahendra Eka Purnama Mohon Tunggu... Akuntan - Student

Hello! I'm Mahendra, currently a student at Universitas Sebelas Maret. I have always been interested in finance, which is why I chose to take a Diploma in Accounting. I hope that as an accounting student, I can develop skills that will help society!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Healing, Tren atau Kebutuhan?

24 Maret 2024   12:24 Diperbarui: 24 Maret 2024   13:17 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah era yang terus mengalami perubahan dengan perkembangan yang pesat dan penuh tekanan ini, kita kerap kali merasa terjebak dalam banyaknya aktivitas dan rutinitas yang menyita banyak waktu dan tenaga, yang pada akhirnya membuat kita merasa kelelahan atau bahkan stres. 

Dalam situasi seperti ini, istirahat selalu menjadi solusi yang ampuh. Duduk bersantai ditemani secangkir teh hangat, atau berbaring di atas ranjang yang nyaman bisa menjadi cara kita untuk melepas penat dan untuk sejenak menarik diri kita dari segala tekanan yang dihadapi.

Namun, apa yang terjadi jika istirahat tidak cukup untuk mengembalikan energi dan semangat kita?

Dari sini kata healing atau self-healing menjadi sering terdengar. Kata healing sudah menjadi tren tersendiri di kalangan masyarakat. Pandangan masyarakat saat ini menganggap bahwa healing adalah sekadar jalan-jalan. 

Lebih daripada itu, healing atau self-healing dalam dunia psikologi merupakan sebuah proses pemulihan atau penyembuhan yang biasanya diakibatkan oleh gangguan psikologis, atau mental.  

Ada beberapa bentuk dari self-healing yang dapat dilakukan dengan mudah, seperti berlatih mengatur pernapasan, mengekspresikan emosi melalui tulisan, meditasi, dan senantiasa berpikir positif (Anjuni Khofifah, 2021).

pixabay.com
pixabay.com

Self-healing membantu dalam mengurangi stres, memahami dan mengatasi trauma, serta meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik. Selain itu, self-healing juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan membantu kita dalam membangun semangat dalam hidup.

Akan ada dampak negatif yang kita rasakan jika kita tidak melakukan self-healing. Misalnya seperti gangguan tidur, kehilangan motivasi dan fokus, depresi, dan gangguan kecemasan. Beberapa kemungkinan tadi bisa terjadi karena kita tidak bisa memproses penyembuhan diri kita.

Namun, apakah self-healing hanyalah sebuah tren yang muncul seiring dengan perkembangan zaman? Ataukah ini adalah kebutuhan bagi setiap masyarakat dalam menjalani kehidupannya?

Menurut pendapat saya, self-healing bukan hanya sekadar tren, melainkan sebuah kebutuhan. Dalam dunia yang penuh tekanan ini, memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri adalah suatu keharusan. 

Proses healing membantu kita untuk lebih memahami diri kita sendiri, mengenali batas-batas kita, dan belajar bagaimana cara merawat diri kita sendiri.

Selain itu, self-healing juga membantu kita untuk menjadi lebih kuat dalam menghadapi setiap tantangan dan rintangan yang akan kita hadapi di masa depan.

Jadi, mari mulai belajar menghargai diri kita dengan melakukan self-healing, bukan hanya sebatas tren, melainkan karena ini adalah kebutuhan kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun