Salah satu kebijakan luar negeri yang dinilai penting adalah ketika Indonesia mengadakan hubungan bilateral dengan Australia yang membawa dampak positif bagi Indonesia di bidang pertahanan dan keamanan. Sebab pada saat itu Indonesia mendapat ancaman dan teror dari jaringan teroris yang melakukan pengeboman di Bali kemudian pemerintah Australia melakukan tindakan dengan melakukan perjanjian dengan Indonesia karena dinilai mengancam warganya disana dan kegiatan ekonomi yang dapat berdampak kepada perekonomian Australia.
Indonesia juga masih bekerja sama dengan IMF untuk memulihkan ekonomi Indonesia walau pada kenyataannya malah sebaliknya, perekonomian cenderung memburuk dan pemerintah menuntut IMF untuk bertanggung jawab akan hal ini dan akhirnya cukup puas akan solusi yang diberikan IMF meskipun solusi yang diberikan masih membebani di kemudian hari. Â
6. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014)
 Dalam era beliau Indonesia dianggap sudah stabil dari segi ekonomi setelah perjuangan panjang dalam menstabilkan ekonomi sejak inflasi melanda Indonesia. Di era bapak SBY Indonesia kembali lebih aktif terlibat dalam kancah perpolitikan dunia. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerapkan politik luar negeri dengan poin "Seribu Teman, Nol Musuh" yang memiliki makna jika SBY menginginkan berkawan dengan siapapun dengan menciptakan suasana nyaman aman damai dan tidak ingin memiliki musuh ataupun menimbulkan kegaduhan dalam perpolitikan dunia.
Presiden SBY menerapkan diplomasi secara bilateral dan multilateral sekaligus dalam melaksanakan politik luar negeri yang disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi. Contoh dari penerapan diplomasi secara multilateral yang dilakukan adalah ketika Indonesia berperan sebagai a peace maker dengan menjaga keseimbangan dinamis diantara negara-negara yang sedang berseteru seperti Amerika Serikat, Cina, India, Jepang, dan Korea. Berperan sebagai problem solver dengan mengadakan ASEAN Labor Minister 2010-2015 Work Plan yang membahas tentang seputar ketenagakerjaan (Siswanto, 2019).
Sedangkan pendekatan secara bilateral dilakukan ketika Presiden SBY dan Presiden Amerika Serikat kala itu, Barack Obama bersepakat untuk menandatangani perjanjian di bidang kemitraan Strategis Komprehensif. Dengan Australia terdapat banyak kesepakatan yang sudah terjalin di bidang riset, pendidikan tinggi, pendidikan kejuruan, dan pelatihan. Indonesia juga melakukan diplomasi secara bilateral dengan Arab Saudi dan Malaysia mengenai tenaga kerja Indonesia dikarenakan kedua negara tersebut banyak terdapat tenaga kerja Indonesia yang bekerja disana (Siswanto, 2019).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H