Tahun 1979 terjadi revolusi yang menjatuhkan pemerintahan "sekuler" Raja Iran Reza Pahlevi yang dianggap terlalu kebarat-baratan . Revolusi Iran dipimpin  Ayatholah Komeini, seorang Ulama Syiah yang berada di pengasingan.
Revolusi Iran melahirkan bentuk negara baru bagi Iran dari sebuah kerajaan menjadi sebuah negara islam : Islamic Republic of Iran. Republik Islam Iran dengan pimpinan tertinggi "Supreme Leader" seroang ulama Shiah : Ayaholah Khomeini.
Revolusi Iran tahun 1979 ini menjadi pemicu perubahan besar di Arab Saudi yang merasa terancam akan semakin besarnya pengaruh Aliran "Shiah" di wilayah semenanjung Arabia
Penyerangan Masjidil Haram  1979
Revolusi Iran merupakan suatu ancaman sekaligus inspirasi bagi kaum Wahabi di Saudi. Dikatakan ancaman, jelas, kaum Wahabbi yang beraliran Sunni merasa terancam dengan berdirinya negara Islam Iran akan semakin menguatkan pengaruh ajaran Syiah di sememanjung Arabia.
Di sisi lain, revolusi Iran juga menjadi inspirasi bagi kaum fundamentalist Wahabi, untuk melakukan hal serupa , melakukan pemberontakan dan perlawanan pada Kerajaan Saudi Arabia yang  dianggap tidak lagi memperhatikan ajaran Wahabi.
Perlawanan itu diwujudkan oleh Juhaymann al-Otaybi , seorang fundamentalist Wahabi, dan 500 an orang pengikutnya dalam bentuk penyerangan dan penyitaan Masjidil Haram, 20 November 1979.
Pasukan Kerajaan Saudi Arabia (KSA) tidak dapat meredam pemberontakan itu, dan harus meminta bantuan pasukan khusus dari Perancis dan Pakistan. Pemberontakan tersbut akhirnya dapat dilumpuhkan  dalam waktu 2 minggu.  Juhaymann  dijatuhi hukuman mati oleh KSA
Pasca Penyerangan Masjidil Haram November 1979
Pemerintah KSA menganggap serius upaya pemberontakan Juhaymann.  Dinasti Saud tidak ingin Juhaymann  menjadi martir dan menginspirasi pengikut Wahabi untuk melakukan pemberontakan pemberontakan berikutnya. Â
Oleh karenanya, KSA pada akhirnya menanggapi serius keluhan Kaum Wahabi atas perkembangan budaya di Arab Saudi yang sudah dianggap terlalu menyimpang jauh dari paham Wahabi. Â