Mohon tunggu...
Mahdinar
Mahdinar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Jakarta

Hobi menonton film dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memecahkan strawberry generation

26 Januari 2025   17:52 Diperbarui: 26 Januari 2025   17:52 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama : Mahdinar

NPM: 23010400064

Mata kuliah :psikologi komunikasi (L)

Dosen pengampu: Istisari Bulan Lageni, S.Sos., M.I.Kom.

Strawberry Generation (generasi strawberry) adalah istilah populer yang merujuk pada generasi muda (umumnya generasi milenial dan Gen Z) yang dianggap:

1. Rapuh dan sensitif

2. Mudah tersinggung

3. Kurang tahan banting

4. Memiliki ekspektasi tinggi namun kurang usaha

5. Lebih mementingkan kesejahteraan mental

6. Cenderung menghindari tantangan

7. Sangat bergantung pada orang tua

Julukan "strawberry" dianalogikan dengan buah strawberry yang mudah rusak, lembek, dan tidak tahan lama. Istilah ini awalnya muncul di Taiwan dan kemudian menyebar ke negara-negara Asia lainnya sebagai kritik terhadap generasi muda. Istilah "generasi strawberry" sering digunakan untuk menggambarkan generasi muda yang dianggap lemah, rapuh, dan tidak tahan banting. Namun, stereotip ini tidak adil dan tidak mencerminkan realitas sesungguhnya.

Mitos vs Realitas

Mitos: Lemah dan Rapuh

Generasi muda saat ini sebenarnya memiliki ketangguhan yang luar biasa. Mereka menghadapi tantangan kompleks seperti:

- Ketidakpastian ekonomi global

- Persaingan kerja yang ketat

- Perubahan teknologi yang cepat

 Realitas: Adaptif dan Inovatif

Generasi muda menunjukkan:

- Kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru

- Kreativitas dalam memecahkan masalah

- Kesadaran sosial yang tinggi

Tantangan Sebenarnya Mental Health

Perhatian terhadap kesehatan mental bukan kelemahan, tetapi kekuatan:

- Mengakui pentingnya keseimbangan hidup

- Mengatasi tekanan sosial secara lebih sehat

- Membangun lingkungan kerja yang lebih empati

Semangat Perubahan Generasi muda:

- Mendorong transformasi sosial

- Peduli lingkungan

- Menentang ketidakadilan

PENYEBAB TERJADINYA STRAWBERRY GENERATION

1. Pola Pengasuhan

- Orang tua overprotektif

- Pemberian fasilitas berlebih

- Kurangnya pengalaman menghadapi kesulitan

2. Sistem Pendidikan

- Fokus pada nilai akademis

- Minimnya pendidikan karakter

- Kurang mendorong kemandirian

3. Faktor Ekonomi

- Kemudahan akses ekonomi

- Jaminan hidup dari orang tua

- Rendahnya tantangan ekonomi

4. Teknologi Digital

- Ketergantungan pada media sosial

- Lingkungan virtual yang nyaman

- Minimnya interaksi langsung

5. Perubahan Sosial

- Tekanan sosial tinggi

- Kompetisi yang ketat

- Menurunnya nilai-nilai tradisional

6. Psikologis

- Tingkat stres yang tinggi

- Rendahnya resiliensi mental

- Ketakutan akan kegagalan

CARA MENANGGULANGI STRAWBERRY GENERATION

1. Pengembangan Karakter

- Dorong kemandirian

- Ajarkan problem solving

- Latih keterampilan hidup praktis

2. Pendidikan Mental

- Kembangkan resiliensi

- Ajarkan manajemen stres

- Tingkatkan kepercayaan diri

3. Sistem Pendukung

- Berikan tantangan produktif

- Sediakan bimbingan berkelanjutan

- Ciptakan lingkungan yang konstruktif

4. Pemberdayaan Pribadi

- Fokus pada potensi individual

- Berikan ruang eksplorasi

- Hargai usaha, bukan hanya hasil

5. Intervensi Sosial

- Kurangi tekanan berlebih

- Bangun komunikasi terbuka

- Tingkatkan empati generasional

6. Pengembangan Keterampilan

- Praktik langsung

- Pelatihan soft skills

- Dorong kreativitas dan inovasi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun