Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Kritik Sudah Menjadi Barang Antik

28 Juli 2018   06:15 Diperbarui: 28 Juli 2018   07:52 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: bhphotovideo.com

Nilai dari Sebuah Pengharapan

Jika kita meminjam teori expectancy value yang dicetuskan oleh Martin Fishbein dari situs ini, maka akan kita dapati apa yang disebut sebagai nilai pengharapan. Teori ini menyatakan bahwa:

Orang-orang menyesuaikan diri dengan dunia sesuai dengan harapan (keyakinan) dan evaluasi mereka.

Kita fokus pada kata kunci "harapan dan keyakinan" dan "evaluasi". Keduanya begitu berpengaruh terhadap sikap dua arah yang sering kita jumpai. Dua arah itu adalah para pengagum dan para pengkritik.

Melihat sikap para pengagum, maka sikap kultus individu di atas bisa lebih dijelaskan dengan menggunakan sudut pandang teori ini. Bahwasanya, adalah wajar apabila para pengagum menyandarkan semua harapan dan keyakinannya terhadap seorang tokoh di dalam memperjuangkan apa yang mereka inginkan.

Di saat orang tidak mampu untuk menyuarakan kepentingan diri sendiri, maka orang akan cenderung "menitipkan" aspirasi tersebut kepada orang lain yang diyakini akan mampu diwujudkan. Aspirasi inilah yang menjadi dasar utama seseorang yang kadang membuatnya kehilangan rasionalitas dalam mengukur kritik yang dilontarkan oleh orang lain kepada tokoh pujaannya.

Sebaliknya, dari sisi yang mengkritik, kepentingan dan evaluasi menjadi salah satu dorongan baginya untuk melakukan atau melontarkan kritiknya. Meskipun kita tidak akan pernah tahu apa yang menjadi tujuan sebenarnya, tetapi setidaknya, kritik yang dilontarkan memiliki muatan kepentingan dan evaluasi.

Barangkali, perbedaan dengan sikap pengagum di atas tadi, sikap dari pengkritik ini bisa dalam rangka memberikan pencerahan dari hal yang menurutnya kurang tepat jika dilakukan oleh orang yang dikritiknya. Bisa juga motifnya berupa motif untuk memperjuangkan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya. Segalanya serba mungkin terjadi.

Akhir kata, semua kita memiliki hak untuk melontarkan kritik kepada siapa pun. Kritik dimaksudkan dalam rangka menumbuhkan mekanisme kontrol dari setiap anggota masyarakat sebagaimana yang dilakukan oleh media. Selama kritik tidak dimaksudkan untuk menyerang pribadi atau mencemooh, maka tidak ada alasan kritik dibungkam dengan cara apa pun.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun