Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Roti Bakar dalam Interpretasi Manfaat Sosial

18 Juli 2018   05:08 Diperbarui: 18 Juli 2018   21:34 2690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam teori sosial ada yang dinamakan dengan fungsionalisme. Teori ini menyatakan bahwa masyarakat akan terjaga integritasnya jika fungsi kelembagaan dan fungsi anggota masyarakatnya berjalan dengan baik. Ketika fungsi tersebut mengalami gangguan, maka ketertiban masyarakat menjadi terancam.

Seseorang akan mengambil peran dan fungsi di dalam masyarakat ini sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya. Kedua nilai tambahan itu diperoleh tentunya melalu tahapan proses dan polesan yang dilaluinya. Ada yang menjadi polisi, tentara, guru, pengusaha, dokter, pemuka agama, seniman, budayawan dan lain-lain.

Bukankah mereka semua merupakan para penjaga fungsi-fungsi yang dibutuhkan oleh masyarakat secara keseluruhan? Bukankah mereka bahu-membahu menjaga stabilitas dan integritas masyarakat sesuai dengan fungsinya masing-masing? Mereka semua bekerja sama memberikan kontribusi kepada masyarakat tempatnya berada.

Nilai dan Harga

Proses dan poles roti bakar akan menjadikan harga roti bakar tersebut meningkat melebihi harga dasar rotinya. Ini terjadi karena ada beberapa bahan tambahan yang memperkaya tampilan dan cita rasanya. Selain itu, harga tersebut naik karena roti bakar memberikan tambahan energi dan kepuasan kepada pelanggannya.

Begitu pula dengan seseorang yang berhasil melalui proses dan poles selama hidupnya. Nilanya kemudian bertambah dan akan dicari-cari oleh masyarakat untuk bisa berperan di dalamnya. Mereka menjadi pribadi-pribadi yang memberikan nilai tambah yang bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk semuanya.

Jika roti bakar bernilai ketika dilengkapi dengan bahan-bahan tambahan dan cita rasa serta kegunaannya bagi yang mengonsumsinya, maka seseorang menjadi bernilai ketika ia memiliki kapasitas dan kapabilitas yang menjadi bagian dari kontribusinya terhadap masyarakat.

Roti bakar bernilai jika ia enak dan memberikan tambahan gizi bagi konsumennya. Seseorang bernilai jika ia bermanfaat bagi masyarakatnya. Barangkali inilah makna ungkapan "sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada sesamanya (masyarakat)".(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun