Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ide, Batas Pengetahuan dan Kenyataan

17 Juli 2018   19:01 Diperbarui: 17 Juli 2018   19:23 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ide tidak memerlukan dimensi waktu dan tempat untuk mengada. Ide melampaui semua itu. Ia muncul tanpa terencana. Ia hilang ketika dipaksa-paksa. Ide itu bebas dan liar yang tidak bisa kira-kira kapan datangnya dan kapan perginya.

Yang dimaksud ide di sini adalah kilasan pemikiran di dalam kepala. Kilasan berarti hadirnya begitu cepat secepat ia menghilang kembali. Tidak ada yang lebih cepat pergerakannya selain ide.

Ide dan Batas Pengetahuan

Ketika ide dituangkan menjadi sebuah tulisan, maka ide mengambil dimensi waktu dan tempat sehingga ia layak disebut sebagai bagian dari eksistensi. Minimal ia eksis dalam bentuk rangkaian huruf, kata dan kalimat. Baik itu di kertas atau di komputer.

Dari sana ide kemudian menjadi bersifat publik dan bisa dibaca, dipahami dan dihayati oleh orang lain. Tanpa melalui tahapan demikian, maka ide hanya akan menjadi rahasia pribadi pemiliknya.

Kelahiran ide merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang dipikirkan oleh seseorang. Pada saat yang sama ide merupakan batas akhir yang menembus ruang ketidaktahuan manusia. Karena sangat tidak mungkin jika seseorang menuliskan ide yang dia sendiri tidak mengetahuinya.

Dari sini bisa dipahami jika ide yang tertuang merupakan batas akhir pengetahuan dan kesadaran seseorang mengenai sesuatu. Setelahnya maka ketidaktahuan menjadi batasan dari munculnya ide yang kemudian.

Ketika seseorang menulis tentang Piala Dunia kemarin, maka itu adalah ide terbaik yang pernah dia miliki dan yang dia tahu. Di luar itu menjadi ruang gelap yang menunggu untuk ditelusuri.

Orang tidak mungkin mengeluarkan ide dari sesuatu yang dia tidak tahu. Terlepas apakah pengetahuannya tersebut benar atau salah. Benar atau salah adalah urutan kedua setelah sebuah ide dilahirkan. Urutan pertamanya adalah pengetahuannya.

Ide dan Kejujuran

Di dalam ide ada kejujuran sebagaimana ada kebohongan. Jujur ketika apa yang diketahuinya dituliskan tanpa ada pemutarbalikan kenyataan yang diwakili oleh pengetahuannya. Bohong ketika ide tidak sesuai dengan kenyataan atau membuat konstruksi ide yang tidak ada dalam kenyataan.

Lalu bagaimana dengan ide-ide yang merupakan hasil dari imajinasi liar manusia, apakah ia merupakan kebohongan? Atau ia merupakan ungkapan lain dari sesuatu yang tidak nyata?

Mengatakan ide imajinatif sebagai kebohongan adalah kesalahan dan kesesatan dalam memahami ide. Ide jujur atau bohong bukan diukur dari sudut pandang keterwakilannya dari sebuah dunia realitas yang tidak eksis. Tetapi dari tujuan dan motif ide dikeluarkan.

Novel dan cerpen merupakan ide yang keluar bukan dari sebuah realitas yang nyata ada dan eksis di dunia. Ia merupakan kreasi imajinasi manusia terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Tetapi meskipun ia tidak ada, tidak serta merta disebut sebagai sebuah kebohongan. Karena ada sisi lain yang merupakan bagian penting menilainya. Apa tujuan dari imajinasi dan kreasi tersebut?

Ide Tanpa Eksistensi dan Tanpa Realitas Nyata

Di dalam setiap peradaban, selalu ada tradisi dongeng dan cerita. Bahkan di dalam setiap agama pun ada cerita dan riwayat yang belum tentu nyata. Ia merupakan ilustrasi dan analogi di mana manusia berupaya memahami sesuatu.

Cara memahami manusia terkadang langsung atau tidak langsung. Langsung di sini berarti menarik pemahaman dari fakta yang sudah ada. Menceritakan yang sesungguhnya terjadi. Maka pernyataan menjadi wakil dari kenyataan.

Tetapi untuk memahami sesuatu yang lain, kadang manusia membutuhkan ilustrasi dan analogi yang dikreasi dalam rangkaian ide-ide yang tidak ada kaitannya dengan fakta.

Misalnya, untuk menggambarkan kecantikan wajah seseorang, kadang ungkapannya seperti ini: "engkau adalah bulan purnama di malam gelap gulita. Sinarmu menerangi hidup dan menajamkan jiwa."

Ungkapan demikian bukanlah sebuah kebohongan, tetapi ungkapan tentang sesuatu yang tidak lagi bisa diwakili oleh kata-kata yang mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya. Ide yang ada di dalamnya membutuhkan ekspresi majazi, kiasan dan analogi.

***

Menilai ide mengantarkan pada pemahaman bahwa sebuah ide di samping merupakan ungkapan pengetahuan, juga merupakan ketidaktahuan dalam batas yang tidak bisa ditembus. Di samping itu ide merupakan kejujuran dan kebohongan tergantung dari untuk apa sebuah ide tersebut diungkapkan.

Fiksi, novel dan cerita dongeng lainnya bukanlah kebohongan ide-ide yang diciptakan. Itu semua merupakan bentuk ungkapan dari satu pemahaman tentang fakta yang tidak mampu dibahasakan oleh rangkaian kata biasa.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun