Para inventor, para pelopor pergerakan, para Nabi yang menyuarakan kebenaran, mereka pada mulanya mungkin ditolak oleh kebanyakan orang di sekitarnya. Tetapi mereka konsisten bukan saja secara frekuensi tetapi juga secara substansi yang pada akhirnya mengantarkannya kepada pengakuan dari kebenaran yang mungkin diragukan sebelumnya. Kebenaran yang pada awalnya tidak didasarkan pada jumlah, pada statistik dan pada hukum generalisasi, tetapi kebenaran yang berpijak pada keajegan substansial yang tidak mempedulikan jumlah nominal.
Dengan demikian, maka konsisten tidak harus dipahami sebagai nominal frekuensi dari sebuah tindakan, tetapi juga prinsipil substansial yang keluar dari bayang-bayang jumlah dan generalisasi atau dukungan banyak orang. Meskipun dengan makna yang terakhir ini tidak semua orang akan mampu bertahan dari penilaian kebanyakan orang. Namun setidaknya, kita bisa memahami bahwa kebenaran tidak hanya konsisten secara frekuensi tetapi juga yang terpenting konsisten secara substansi.
Sekian...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H