Bagaimana pikiran dan imajinasi manusia memahami Tuhan? Ketika menyebut nama itu apakah pikiran dan imajinasi manusia membayangkan sosok tertentu? Apakah pikiran membayangkan jenis kelamin tertentu? Apakah pikiran manusia membayangkan tempat tertentu? Tak satu pun dari semua atribut fisik atau atribut non fisik mampu untuk memberikan gambaran mengenai sebutan Tuhan.
Tetapi mengapa manusia harus menyebutnya dalam setiap gerakan dan tindakannya sehari-hari? "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang". Demikian salah satu cara penyebutannya. Atau penyebutan lainnya sesuai dengan keyakinan setiap orang. Mengapa harus demikian?
***
Barangkali itu adalah cara manusia untuk bisa "melepaskan" dan "menerbangkan" eksistensi dirinya ke arah dan ke tingkatan yang lebih tinggi. Eksistensi yang terdiri dari kegiatan pancaindra dan gerak ragawinya, kilasan pikiran dan perasaannya, keteguhan keyakinan dan kepercayaannya.
Sehari-hari manusia selalu disibukkan dengan segala tetek bengek pekerjaan dan kegiatan yang selalu bersentuhan dengan benda-benda atau pikiran-pikiran dunia manusia. Jika manusia selalu berkubang dan berada di tataran yang demikian selamanya, maka dia tidak akan memperoleh kesempatan untuk menaikkan dan menerbangkan eksistensinya ke tahapan yang lebih tinggi.
Maka di sanalah celah sebenarnya bagi manusia untuk bisa melepaskan diri dari keterikatan dengan dunia ini dengan cara menyebutkan Tuhan yang justru tidak bisa dibayangkan dengan pikiran sehebat apa pun. Di sinilah manusia dileburkan kesadarannya ke dalam sesuatu yang tidak konkret, tidak tampak di mata dan di dalam imajinasi kepala.
***
Manusia seolah "dipaksa" untuk menyadari dan mengakui adanya sesuatu yang tidak bisa dia lihat, tidak bisa dia bayangkan dan tidak bisa dia otak-atik bentuk keberadaannya. Keadaan itu harus tetap dibiarkan seperti itu. Tanpa kejelasan dan tanpa kepastian, tetapi harus diyakinkan bahwa itu memang benar-benar ada dan nyata.
Sebutlah nama Tuhan sebelum berinteraksi dengan apa pun di dunia ini, maka eksistensi kita akan melayang dan terbang bersama sebutan tersebut ke level dan tingkatan yang melebihi dunia ini; melebihi manusia dan makhluk lainnya yang ada di dunia.
Katakanlah kalimat "dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang", kemudian mulailah semua kegiatan di dunia ini setelah sepenggal kalimat tersebut. Melayang dan terbanglah eksistensi diri ini dalam rangka melonggarkan ikatannya dari yang hal-hal yang bersifat duniawi.
***