Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rp 10.000 Bekal Sekolah Anak Harus Pinjam, Ada Apa dengan Negeri Ini?

15 Februari 2018   07:52 Diperbarui: 15 Februari 2018   08:46 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang-orang yang tidak tahu rasa terima kasih sudah dibantu membuka wawasan dan pemikiran anak-anaknya. Padahal dengan dibukanya wawasan pemikiran dan diperolehnya beragam keterampilan, maka dunia akan semakin luas untuk diarungi.

Peluang untuk menjadi bagian dari geliat ekonomi nasional dan dunia pun semakin besar. Tetapi di mana kesadaran akan semua itu sekarang? Mungkin ini terkesan sangat lebay dan berlebihan. Tetapi mawas diri sejak dini melihat gejala ini bukan sesuatu yang berlebihan.

Faktanya memang demikian, keruntuhan moral dan etika anak didik dan sebagian orang tua yang tidak tahu terima kasih pada dunia pendidikan sedang terjadi. Tidak harus menunggu lebih parah lagi untuk segera diperbaiki.

Perbaikan dalam sistem pendidikan, perbaikan dalam sistem kurikulum dan materi pendidikan, perbaikan dalam keterlibatan orang tua murid dengan pihak lembaga pendidikan. Semua itu mutlak dilakukan sebelum semua terlambat dan memakan korban kesekian kalinya.

***

Semua bentuk kesadaran di atas, sebenarnya merupakan kesadaran dalam rangka menumbuhkan kesadaran di semua pihak. Di diri sendiri, di masyarakat, di para penguasa dan pimpinan dan di para wakil rakyat. Kesadaran akan hal itu sangatlah penting

Di negara yang kaya raya ini tidak pantas rasanya jika masih ada saja orang yang sampai harus pinjam duit 10.000 perak untuk membekali jajan anaknya yang mau berangkat sekolah. Itu tidak harus terjadi. Pinjam duit 10.000 perak karena tidak punya, bukan tidak ada duit receh.

Ada apa di negeri ini sebenarnya? Salah kelola pemerintahnya atau salah masyarakat dalam menjalani hidupnya? Atau salah kita semua? Menyadari kesalahan adalah penting untuk melakukan perbaikan.

Dokter tidak akan bisa mengobati penyakit pasiennya jika ia tidak mengetahui bahwa ada yang salah dengan kesehatannya. Jadi ini bukan mencari-cari kesalahan, namun mencari kesalahan untuk melakukan perbaikan. Itu pesan intinya dari segala perenungan yang dilakukan.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun