Keduanya diungkapkan secara publik dengan tujuan agar diperoleh dukungan dan kesepakatan dari publik yang memersepsi opini atau tindakan tersebut. Opini dalam bentuk tulisan pun bisa menjadi satu opini publik.
Demikian pula dengan satu tindakan yang bisa memancing opini masyarakat bisa menjadi bagian dari opini publik; misalnya Presiden Jokowi selalu membagikan buku atau hadiah ketika berkunjung ke satu daerah.
Itulah elemen dari satu opini publik yang sering ditemui sehari-hari. Terdapat banyak opini berseliweran di tengah-tengah masyarakat baik berbentuk opini tulisan, perkataan atau tindakan.
Masih mengacu kepada lansiran di atas, konsep dalam opini publik ini memiliki tiga konsep yang berbeda; konsep opini publik survei, konsep opini publik elite dan konsep opini publik yang bersifat sosial-psikologis.
Konsep opini publik pertama adalah opini publik sering dipahami sebagai distribusi pendapat yang bisa diukur dengan penelitian survei. Pendapat dan keyakinan pribadi merupakan unsur opini publik sesuai konsep ini.
Jenis opini publik semacam ini sangat banyak bertebaran di media sosial. Karena hampir setiap orang memiliki opini terhadap sesuatu sesuai dengan keyakinan pendapat (bahkan agama) yang dimilikinya.
Misalnya opini mengenai gerhana bulan yang terjadi kemarin pada bulan Januari kemarin, opini mengenai keberadaan becak di ibu kota, opini mengenai rasa kue yang dipromosikan di mall dan lain-lain.
Jenis opini publik ini memiliki fungsi nyata yang mempengaruhi pemerintah, untuk mendukung kelas masyarakat yang berkuasa dalam membentuk opini dan keputusan mereka.
Contohnya adalah diskusi rasional antara ilmuwan dan politisi tentang undang-undang dan tindakan administratif, pemilihan umum atau yang lainnya. Acara-acara talk show di media televisi mungkin salah satu contohnya.