***
Di dalam setiap diri manusia, sisi kebaikan dan kebijakan akan tetap ada. Karena itulah ciri terpenting dari makhluk manusia. Menekan sisi buruk lain dari diri manusia itu merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran.
Di dunia pendidikan hal itu masuk dalam ranah afeksi peserta didik. Sisi afeksi ini berhubungan erat dengan sikap, etika dan moralitas anak didik. Termasuk juga di dalamnya bahasan mengenai manajemen emosi diri.
Menulis dalam keadaan emosi (marah dan lain-lain) akibatnya hanya akan memantik kembali sisi gelap dari afeksi diri yang mestinya dikelola dengan baik. Jika ini tidak mampu dikendalikan, maka tulisan pada akhirnya menjadi semacam "bara api" yang akan ikut menyulut emosi orang lain.
Saling sulut emosi dengan tulisan tentunya tidak diharapkan. Karena hal ini di samping tidak produktif dalam ranah pertukaran informasi, juga merupakan tindakan yang melecehkah sisi kebaikan diri sendiri dan sisi kebaikan orang lain yang dalam bahasa lain diistilahkan dengan reckless disregard.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H