Hampir semua aspek kehidupan manusia zaman sekarang sudah tersentuh dan memanfaatkan teknologi digital jika yang bersangkutan menyadari dan mengikuti tren melek digital ini. Mulai dari ruang privasi sampai ruang publik pun sudah sama-sama memanfaatkan kemampuan dan kecanggihan dari produk-produk digital.
Semua serba diotomatisasi dan di-digitalisasi, mulai dari hal-hal yang merupakan pekerjaan penting di kantor atau di pabrik, sampai ke ruang toilet pun diotomatisasi dengan menggunakan produk digital. Coba saja masuk ke toilet bandara Soekarno Hatta. Urinoir pria di sana sudah otomatis mengeluarkan air penyiraman, tidak perlu disentuh, tidak perlu ditekan. Hebat bukan?
Dalam pekerjaan tulis menulis pun sebenarnya sudah tersedia beragam alat bantu digital baik yang berupa software atau hardware. Perangkat-perangkat tersebut berguna untuk membuat pekerjaan menulis menjadi lebih praktis, efektif dan efisien dari segi waktu dan tenaga, termasuk dari segi pencarian daftar pustaka.
Tulisan ini dibuat bukan dalam rangka mempromosikan produk tertentu dari alat bantu tulis menulis. Di samping karena saya tidak memiliki afiliasi atau pesanan sponsor, juga karena tidak pada tempatnya jika mempromosikan produk-produk tertentu di sini. Di sini saya hanya sekedar membagi pengalaman dalam rangka memudahkan mereka yang memiliki kegemaran dan hobi tulis menulis baik yang bersifat fiksi atau non fiksi (naskah akademik, penelitian dan lain-lain).
Brainstorming, Outlining dan Drafting  Tulisan
Sebelum kita menulis sebuah karya tulis, biasanya kita akan berpikir dulu mengenai tema atau topik tulisan. Ketika tema tersebut sudah kita temukan, pekerjaan terkait tema ini belum selesai kita kerjakan. Perlu adanya brainstorming, outlining dan drafting tema tulisan tersebut di mana tema-tema tadi harus kita pecah menjadi sub tema yang merupakan turunan dan detail dari tema besarnya.
Beberapa software berjenis ini bahkan sudah bisa digunakan untuk membuat draf kasar tulisan yang hendak kita kerjakan. Tinggal selanjutnya kita rapikan dan kemudian kita sempurnakan di program atau aplikasi pengolah kata yang sudah sangat familier di telinga kita semua.
Literature Review
Menuliskan sesuatu tentunya memerlukan bahan. Tidak membaca maka tidak bisa menulis dengan baik. Ketika menulis cerita fiksi atau cerpen, mungkin saja tidak memerlukan bahan bacaan atau referensi. Tetapi minimal ketika tahapan mencari ide, tetap saja membaca adalah hal yang harus dilakukan.
Zaman sekarang membaca buku tidak harus selalu merupakan buku dalam bentuk fisik, tetapi juga buku dalam bentuk digital atau e-book atau sumber lain yang kita dapatkan dari hasil berselancar di internet. Bahkan sebagian orang, termasuk saya, lebih suka membaca buku atau bahan referensi yang sifatnya digital. Di samping tidak ribet jika dibawa kemana pun, referensi digital juga lebih melimpah dan kadang gratis.
Di saat kita berselancar di dunia internet untuk mencari bahan tulisan, terkadang perlu untuk menyimpannya dan mengelompokkannya sesuai dengan tema yang ditetapkan. Beberapa alat batu digital bisa disebutkan di sini misalnya: Google Keep, Pocket, Evernote dan lain-lain. Fungsi dari ketiga alat bantu tersebut mirip atau sama dengan fitur bookmark yang terdapat dalam setiap peramban internet. Namun ketiga alat bantu di atas lebih fleksibel dan lebih lengkap fitur tambahannya.
Informasi yang disimpan di dalam Pocket bisa dikelompokkan berdasarkan tema yang kita tentukan. Semua informasi tersebut bahkan bisa dibuka atau dibaca walaupun dalam keadaan offline alias tidak tersambung dengan internet. Pocket juga bisa diintegrasikan ke dalam peramban versi mobile yang terdapat di setiap smart phone.
Teknik penyimpanan dengan menggunakan Pocket ini cukup efektif terutama untuk penulisan naskah-naskah yang tidak memerlukan footnote dan daftar pustaka. Karena yang diperlukan hanyalah isi informasi yang ada dalam situs yang kita kunjungi.
Untuk penulisan naskah-naskah yang memerlukan adanya penulisan referensi seperti footnote dan daftar pustaka, maka bibliography dan citationmanager adalah alat bantu yang harus ada. Beberapa software yang bisa mengerjakan fungsi ini di antaranya adalah: Mendeley, End Note atau Zotero. Saya sendiri lebih menyukai dan menggunakan Zotero dikarenakan software tersebut gratis alias tidak harus membeli ketika kita mau menggunakannya. Fungsi dari Zotero ini akan dijelaskan selanjutnya dalam tulisan ini.
Pengolah Kata
Setelah semua informasi dikumpulkan dan kita merasa cukup, tahap selanjutnya adalah mulai menuliskan tema yang sudah dibuat berdasarkan mapping di atas. Tentu saja informasi yang sudah dikumpulkan di dalam Pocket atau aplikasi lainnya sudah dibaca sebagai bahan untuk memperkaya tulisan.
Pada tahap ini, kebanyakan kita biasanya menggunakan software yang sudah cukup populer seperti Microsoft Word atau Open Office dan Google Doc yang gratis. Rasanya tidak perlu lagi dijelaskan fitur dan fungsi dari jenis aplikasi tersebut. Karena hampir semua orang yang pernah memegang komputer, sudah mengetahui ketiga macam aplikasi olah kata tersebut.
Selain aplikasi pengolah kata yang disebutkan di atas, ada satu aplikasi yang juga bisa digunakan untuk membuat tulisan yang berbeda dari ketiga aplikasi di atas. Aplikasi ini adalah Scrivener. Scrivener memiliki perbedaan dari ketiga aplikasi pengolah kata di atas dari segi aplikasi tersebut biasanya lebih banyak digunakan oleh mereka para penulis fiksi seperti novel atau naskah-naskah fiksi lainnya. Tetapi aplikasi tersebut juga tetap bisa digunakan untuk menulis karya-karya non fiksi seperti Skripsi, Tesis bahkan Disertasi.
Antara aplikasi pengolah kata yang sifatnya linear (Microsoft Word, Open Office dan Google Doc) dan Scrivener ini hasil akhirnya adalah sama; sebuah naskah tulisan baik fiksi atau non fiksi. Pilihan terhadap pengolah kata yang akan digunakan tergantung kepada masing-masing penulis.
Citation and Bibliohgraphy Manager
Jenis alat bantu menulis ketiga ini tidak diperlukan jika kita menulis naskah yang tidak mengharuskan pencantuman referensi dan daftar pustaka. Cara terakhir ini digunakan apabila kita mau menulis naskah akademik seperti makalah, skripsi, tesis atau disertasi atau buku yang sifatnya akademik yang wajib mencantumkan sumber kutipan dan daftar pustaka.
Beberapa aplikasi dengan fungsi ini sudah disebutkan di atas. Di sini hanya akan diberikan satu contoh aplikasi yang selama ini saya gunakan yang gratisan. Aplikasinya bernama Zotero. Sebuah aplikasi Citation and Bibliohgraphy Manager  yang dikembangkan oleh George Mason University di Amerika Serikat. Aplikasi ini cukup populer dan banyak digunakan di beberapa kampus atau oleh mereka para penulis naskah akademik dan buku.
Zotero bukan hanya mampu mengumpulkan referensi dari internet menjadi basis data yang bisa dibaca secara offline, ia juga mampu membaca meta data yang ada dalam sebuah situs atau e-book dalam bentuk PDF untuk kepentingan penulisan referensi (lihat gambar di bawah). Cara kerja penyimpanannya sama saja dengan aplikasi penyimpanan sumber literatur yang telah disebutkan di atas tadi selama ia sudah dipasang di peramban yang digunakan.
Zotero terintegrasi dengan peramban juga sekaligus terintegrasi dengan pengolah kata seperti Microsoft Word atau Open Office. Integrasi ini bertujuan untuk memudahkan ketika kita hendak membuat footnote dan daftar pustaka dari naskah tulisan yang dibuat.
Setelah data referensi terhimpun dalam Zotero, maka pembuatan footnote atau daftar pustaka tidak lagi harus dibuat manual seperti biasanya dalam pengolah kata yang tanpa mengintegrasikannya dengan Zotero. Cukup dengan klik mouse saja tanpa harus mengetikkan nama pengarang, judul buku, penerbit atau yang lainnya. Semua bisa dilakukan hanya dengan memilih menggunakan klik mouse saja kecuali ketika memasukkan nomor halaman dari buku atau artikel jurnal yang dikutip.
Demikianlah beberapa perangkat penting yang menurut saya bisa sangat membantu ketika kita menulis sebuah naskah. Baik untuk artikel, skripsi, tesis, disertasi atau buku. Untuk teknik penggunaan dari masing-masing aplikasi yang disebutkan di atas tadi, silakan saja browsing di internet. Karena sangat banyak tersedia tutorial step by step dari semua aplikasi tersebut.
Semua alat bantu di atas tentu saja bukan merupakan keharusan. Menulis adalah sebuah seni dan skill bahkan hobi di mana setiap orang memiliki gaya tersendiri ketika mengerjakannya. Ada yang tidak memerlukan alat bantu tambahan, cukup dengan menggunakan pengolah kata saja. Tetapi ada juga yang menulis dengan menggunakan alat bantu lain supaya lebih efisien dan efektif, baik dari segi waktu atau dari segi kemudahan penulisan. Semua kembali kepada masing-masing penulis. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H