Tradisi
Sementara itu, tradisi tidak boleh kehilangan fungsi identitasnya. Modernisme boleh saja menguasai berbagai aspek kehidupan kita, tetapi tradisi dan warisan budaya dalam berbagai bentuknya tidak boleh hilang. Boleh kita sekali-kali menyeruput Coca Cola sebagai bagian dari globalisasi ekonomi dalam rangka mencicipi rasa yang diimpor ke dalam negeri. Tetapi jus alpukat dengan resep tradisional menggunakan pemanis gula Jawa atau gula kelapa juga tidak kalah sedapnya.
Tradisi atau kebiasaan (Latin: traditio, "diteruskan") adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Demikian hasil pencarian Google ketika mendefinisikan tradisi.
Kata kuncinya adalah traditio, yang berarti diteruskan. Ini berarti bahwa meneruskan tradisi atau adat kebiasaan yang baik tentunya, merupakan salah satu makna dan fungsi intrinsik dari pengertian tradisi itu sendiri. Tradisi hanya akan langgeng jika kita pelihara dan kita teruskan ke anak cucuk kita. Sebuah warisan budaya dan historis yang akan menjadi benda pusaka dan identitas bangsa.
Tradisi akan menjadi penanda kita di antara bermacam-macam manusia di dunia ini. Tradisi akan menjadi identitas bangsa dan pembeda antara Bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lainnya. Tradisi akan menjadi "ruh dan jiwa" manusia Indonesia ketika berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya di dunia. Jadi jangan sepelekan atau meninggalkan tradisi.
Apabila kita perhatikan sekarang ini, zaman dengan arus globalisasi dalam segala hal hampir menggerus tradisi dan identitas anak-anak bangsa. Anak muda sekarang lebih kenal burger dari pada gudeg, lebih mengerti roti dari pada nasi, lebih paham Mac D dari pada ayam goreng Ny. Suharti. Padahal yang terakhir dari rentetan kuliner tadi adalah warisan budaya kita sendiri.
Ada ketidakseimbangan dalam praktik pembelajaran dan pendidikan kita. Atau paling tidak, kita selaku orang tua, lalai dan lupa dalam mengenalkan warisan-warisan tradisional tadi kepada anak-anak kita. Mungkin saatnya kita sekarang kembali menyadari bahwa di samping beradaptasi dan mengakomodasi hasil dunia modernisasi, kita juga perlu untuk menguatkan jati diri dan identitas diri kita semua dengan balutan tradisi.
Teknologi sebagai hasil modernisasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan tradisi yang kita pegang hanyalah merupakan jenis-jenis kemasan yang menyelimuti diri kita sebagai manusia dengan kedirian dan keakuan masing-masing.
Akal Pikiran
Bahasa Inggris menyebut akal pikiran ini dengan istilah "reason". Sedangkan Bahasa Latinnya adalah "rasio" yang berarti hubungan dan pikiran. Maka akal pikiran ini berfungsi untuk memikirkan sesuatu dan mencari hubungan-hubungan di antara beberapa hal yang ditemui manusia dalam kehidupannya dengan cara abstraksi dan konseptualisasi.
Hakikat manusia yang membedakan antara dia dengan hewan dan antara dia dengan benda-benda adalah pikirannya. Pikiran yang merupakan pemberian utuh dari Sang Pencipta. Sebagai penanda bahwa kita adalah manusia, bukan hewan, bukan setan atau bukan malaikat.