Mohon tunggu...
Mahawikan Akmal
Mahawikan Akmal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Tulisanku sebagai warisan abadi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Angka Infeksi Covid 19 di DKI Bisa 5 Kali Lipat Angka Resmi

22 Januari 2021   14:22 Diperbarui: 22 Januari 2021   17:27 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA . via: bbc.com

Menurut penelitian yang dibuat oleh peneliti Stanford, John P A Ioannidis tahun lalu, IFR dari COVID-19 ini ada di angka 0.00% sampai 1.54%, dengan median 0.23%. Tingkatnya bervariasi, mulai dari kategori pertama;

1. Yaitu dengan angka 0.09% (di lokasi dengan tingkat kematian populasi COVID-19 lebih rendah dari rata-rata global)(<118 kematian / juta). kedua;
2. Yaitu dengan angka 0.20% di lokasi dengan 118--500 kematian / juta orang COVID-19, dan ketiga;

3. Yaitu dengan angka 0.57% di lokasi dengan> 500 kematian akibat COVID-19 / juta orang .

(Loannidis, 2020).

Tentunya angka IFR absolut akan sangat bervariasi berdasarkan median age (rerata umur populasi), prevalensi komorbid, kecepatan penyebaran, pelayanan kesehatan, kualitas sanitasi, kepatuhan masyarakat, dll. Namun, kita bisa mengambil aproksimasi angka IFR dari penelitian di atas. 

Berapa aproksimasi IFR DKI Jakarta?

Apakah termasuk kategori pertama?

Tidak!! 

Angka kasus kematian pasien COVID-19 di DKI adalah 3,900.  Jika kita menggunakan skala (kematian/juta), kita akan mendapatkan angka 362 kematian/juta.  Artinya skala kematian akibat COVID-19 di DKI 3 kali lebih tinggi dari rata-rata global yaitu (118 kematian/juta). Dengan begitu, angka IFR DKI tidak bisa dimasukkan ke kategori pertama, dan pindah ke kategori 2 yang mendekatkan IFR ke angka 0.20%.

Menariknya, angka kematian DKI tidak mencerminkan angka kematian akibat COVID-19 yang akurat. Angka 3,900 kematian adalah angka mereka yang meninggal terkonfirmasi COVID-19. Padahal, WHO menginstruksikan untuk menghitung kematian suspek dan probabel yang meninggal tapi belum dites atau belum keluar hasil tesnya. Negara maju seperti UK bahkan menghitung mereka yang meninggal <40 hari setelah terpapar COVID-19. Hal ini dikarenakan konsiderasi kematian yang terjadi pada pasien COVID-19 atau yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19, tapi meninggal pasca terpapar COVID-19 merupakan hasil dari pemburukan/komplikasi yang ditimbulkan COVID-19.

Kembali ke angka kematian yang akurat. Berapakah pasien COVID-19, probable, dan suspek COVID-19 yang meninggal di DKI Jakarta? 11,544 orang. Artinya angka kematian di DKI Jakarta sebenarnya bisa hampir 3 kali lipat angka meninggal terkonfirmasi. Menariknya lagi, terdapat 12,825 proses penguburan menggunakan protap COVID-19 yang dilakukan di DKI Jakarta. Dengan melihat angka penguburan protap kita bisa melihat gambaran yang lebih luas bagaimana pengaruh pandemi COVID-19 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun