Mohon tunggu...
Mahawikan Akmal
Mahawikan Akmal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Tulisanku sebagai warisan abadi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengkaji Tujuan Utama Vaksinasi, "Herd Immunity"

8 Januari 2021   05:22 Diperbarui: 23 Januari 2021   07:02 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vaksin COVID-19, via: theconversations.com

Tidak, kita tidak dapat mengambil kesimpulan itu karena HIT SARS-CoV-2 mendefinisikan angka prevalensi imunitas yang dibutuhkan untuk mulai memperlambat persebaran virus ini secara alami (matematis) di dalam populasi. Mulai memperlambat di sini bukan berarti menghentikan. 

8. Bagaimana jika kita mengambil skenario 5.A (Skenario Terburuk: membirkan terjadinya infeksi dalam populasi)

Penulis menegaskan bahwa angka 67% (HIT SARS-CoV-2) bukan merupakan batas akhir penentu akhir pandemi. Penelitian yg dilakukan oleh lembaga penelitian Royal Society menyatakan bahwa secara matematis prevalensi yang dibutuhkan untuk "menghentikan" pandemi COVID-19 yang tidak terkontrol adalah sebesar 94%. Artinya 94% populasi dunia akan terinfeksi COVID-19 sebelum pandemi "yang tidak terkontrol" bisa berakhir. 

Lalu apa arti dari "tidak terkontrol"? menegaskan poin dari 5.A, tidak terkontrol di sini artinya adalah tidak melakukan physical distancing atau melakukan tindakan lain untuk memperlambat penyebaran virus.

Jika 94% populasi dunia atau sekitar 7,3 miliar orang harus terinfeksi COVID-19, dan IFR (Infection Fatality Rate) dari SARS-CoV-2 sebesar 0,6%. Maka setidaknya 44 juta orang di seluruh dunia akan meninggal akibat COVID-19. Hitungan ini tidak menghitung IFR yang bisa saja meroket ketika kolapsnya kapasitas kesehatan.

Maka dari itu, mengakhiri pandemi ini dengan cara membiarkannya tidak terkontrol dan tanpa vaksin sampai tercapai kekebalan kawanan adalah langkah atau strategi yang sangat tidak etis dan melanggar hak asasi manusia. 

"Baik tidak akan cukup jika ada yang lebih baik"

Sekian dari saya, terimakasih

Referensi

1. Herd immunity thresholds for SARS-CoV-2 estimated from unfolding epidemics 

Ricardo Aguas, Rodrigo M. Corder, Jessica G. King, Guilherme Gonçalves, Marcelo U.Ferreira, M. Gabriela M. Gomes https://doi.org/10.1101/2020.07.23.20160762  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun