Mohon tunggu...
MAHATIR MUHAMMAD FEBI F
MAHATIR MUHAMMAD FEBI F Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Faktor Penyebab Terjadinya Alih Fungsi Lahan Pertanian di Indonesia

6 Mei 2021   20:32 Diperbarui: 4 September 2024   19:30 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyebab pengalihfungsian lahan

Meningkatkannya pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap kebutuhan lahan untuk menunjang kehidupan masyarakat berupa perumahan dan perkantoran. Kebutuhan lahan untuk area pemukiman dan perkantoran biasanya memerlukan luasan yang cukup besar. Selain itu, diperlukan sarana pendukung yang memerlukan lahan yang lebih luas lagi. Akibat dari kebutuhan lahan yang luas tersebut berimbas pada pengalihfungsian lahan dari sektor-sektor, terutama sektor pertanian.

Pembangunan kawasan industri sebagai jantung kehidupan biasanya dilakukan di perkotaan yang notabene merupakan daerah dataran rendah. Sebagaimana kita ketahui bahwa dataran rendah merupakan tempat yang cocok untuk sektor pertanian, utamanya produk yang menjadi komoditas pokok dan bahan baku industri. Dengan alasan pembangunan, keprihatinan terhadap lahan pertanian pun tak lagi diindahkan. Seakan memiliki jalan keluar terbaik dalam penyediaan bahan baku industri itu sendiri.

Ketersediaan lahan subur yang semakin berkurang juga merupakan permasalahan yang tengah dihadapi dan belum menemukan titik terang. Namun untuk membangun sarana penunjang, sisa lahan pertanian subur yang semakin sedikit pun harus direlakan. Atas nama pemerintah, kian hari lahan pertanian semakin menyempit akibat pembangunan yang hanya berfokus terhadap sektor industri dan menghiraukan sektor pertanian.

Dalam hal alih fungsi lahan ini, selain pertumbuhan penduduk tentunya ada faktor-faktor lain yang dapat mendorong terjadinya alih fungsi lahan. Faktor-faktor tersebutlah yang kemudian mempengaruhi petani maupun pihak lain untuk melakukan alih fungsi lahan. Oleh karena itu perlu kita ketahui faktor apa yang sekiranya paling memiliki pengaruh terhadap pengalihfungsian lahan pertanian. Sehingga kemudian dapat dilakukan pencegahan dan strategi terkait permasalahan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian di Indonesia.

Faktor-faktor penyebab alih fungsi lahan

1. Faktor Ekonomi

Luasan lahan pertanian yang dimiliki dan harga penawaran yang diberikan menjadi pendorong petani untuk melakukan alih fungsi lahan. Petani dengan luasan lahan pertanian yang kecil biasanya adalah yang paling mudah tergiur untuk melakukan kesepakatan terkait alih fungsi lahan. Dengan hasil produksi yang kecil serta tidak dapat menjanjikan untuk masa yang akan datang, dengan sukarela mereka akan merelakan lahannya untuk dialihfungsikan. Tentunya hal tersebut juga dilakukan dengan harga penawaran yang menggiurkan. 

Berbeda dengan petani pemilik lahan kecil yang orientasinya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Petani yang memiliki lahan yang luas akan mempertahankan lahannya, meskipun harga yang ditawarkan akan sangat tinggi. Hal tersebut karena orientasi produksinya yang sudah pada ekonomi. Namun berbeda halnya apabila lahan sudah tidak lagi subur dan nilai produktivitas rendah.

2. Faktor Sosial

Tren pekerjaan pemuda saat ini sangat jauh dari hal yang berkaitan dengan pertanian, sehingga rata-rata pelaku di sektor pertanian merupakan angkatan tua. Banyak sektor lain yang dianggap lebih menjanjikan. Dan sektor pertanian yang terkesan ruwet dianggap sangat tidak cocok dengan gaya hidup pemuda saat ini. 

Dari itu muncul permasalahan di lingkup pewaris lahan pertanian yang luasannya besar maupun kecil untuk menjual ataupun membangun usaha di sektor lain daripada melanjutkannya untuk kegiatan bercocok tanam.

3. Faktor kebijakan

Beberapa sarana penunjang yang dibangun pemerintah juga seringkali mengorbankan lahan-lahan pertanian subur milik petani-petani yang produktifitasnya tinggi. Kebijakan pemerintah yang tidak dapat ditentang, mewajibkan petani untuk sukarela menyerahkan lahannya yang sering kali tidak diimbangi dengan pengganti baik uang maupun lahan baru yang tidak setimpal. 

Kebijakan pemerintah yang terlalu berfokus pada pembangunan sektor lain, seakan lupa terhadap sektor pertanian yang menjadi penyedia bahan baku utama. Kebijakan pemerintah yang lebih memilih impor bahan baku, terkesan tidak peduli terhadap kondisi pertanian di negeri sendiri. Bukannya dibenahi, malah diselesaikan dengan solusi yang menguntungkan untuk sektor pertanian itu sendiri.

Pentingnya kebijakan pemerintah terkait ketersediaan dan perlindungan terhadap lahan pertanian

Sebagaimana diketahui banyak kebijakan pemerintah dimaksudkan sebagai penyokong pembangunan seringkali merugikan sektor pertanian. Pembangunan sarana yang seharusnya dinomorsekiankan menjadi fokus utama dan giat dilakukan akhir-akhir ini.

Memang dengan pencapaian dan manfaat yang dirasakan saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi. Namun terkait tentang bagaimana imbasnya di kemudian hari, saya rasa akan memberi dampak buruk yang signifikan terhadap perkembangan sektor lain. Utamanya yang berkaitan dengan produktivitas bahan baku dan lingkungan. 

Oleh karena itu, sekiranya pemerintah lebih baik lagi dalam merumuskan kebijakan terkait pembangunan. Sehingga dapat mengimbangi kebutuhan sektor pertanian dan kehutanan utamanya dalam hal ketersediaan lahan.

Referensi : 

Kusumastuti, A. C. , Lala M. Kolopaking dan Baba Barus. (2018). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN DI KABUPATEN PANDEGLANG. Jurnal Sosiologi Pedesaan, 6(2) : 131-136.

Satria, J.

, A. Faroby Falatehan dan Irfan Syauqi Beik. (2018). STRATEGI PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BOGOR. Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah, 10(2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun