Mohon tunggu...
mahasenduro
mahasenduro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Keringat Pisank Man

21 Maret 2019   09:24 Diperbarui: 21 Maret 2019   09:36 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sajak yang paling manis pun akan kalah dengan sederhananya kesetiaan. Bisa jadi kenangan tidak boleh lebih indah dari hari ini, sebab sorot mata sahabatmu selalu bisa memberi warna mulia dalam hidupmu. Manusia selalu dikejar keinginan duniawi, sementara dunia sendiri mendekat kepada orang yang meninggalkannya. 

Hari itu suasana desa mendadak ramai ada kegiatan pasar malam. Mumpung masih liburan sekolah Pisank Man beserta beberapa temannya janjian untuk hadir menonton beragam pertunjukan. 

Mulai dari prusutan, dermulen, dan yang paling menarik perhatian adalah pertunjukan Tong Gila, yaitu ada seorang pengendara motor yang melaju dengan cepat di dalam sebuah Tong yang sangat besar. 

Semakin semarak ketika freestyler motor akan menghampiri siapa yang memberinya pancingan uang di tribun penonton. Pisank Man hanya punya sebungkus jajan rengginang hangat untuk pancingan kepada freestyler motor. 

Tong Gila sudah melegenda di masyarakat desa, keterampilan freestyler motor yang mumpuni selalu membuat kaum borjuis terpikat. Jadi ada gengsi ketika melihat anggota keluarganya berada dalam jajaran team tong gila.

"Itu ada Lemman teman sekolah kita ya?." Tunjuk Totor Boys memberitahukan kepada Pisank Man.

"Loh iya, wihhh ternyata punya bakat terpendam dia ya." Jawab Pisank Man.

"Nggak nyangka, dibalik kenakalannya di sekolah ternyata dia diam-diam jadi artis tong gila." Sahut Totor Boys.

Mereka berdua tampak tidak mengerti bahwa hidup begitu banyak misteri yang tidak terpecahkan. Lemman bisa saja kakak kelas mereka yang jahil di sekolah, tetapi diluar rutinitas sekolah dia adalah freestyler motor masa depan. Tampak dari balik ruang briefing, Lemman melihat kedatangan Pisank Man bersama teman-temannya. Dirinya tidak bisa begitu saja meninggalkan briefing pelatihnya. 

"Teman-teman selamat menonton ya." Sapa Lemman dengan berteriak keras kearah Pisank Man, Cikalan Man, dan Totor Boys.

"Oke Lemmanku. Selamat berjuang." Sahut Totor Boys.

Pertunjukan dimulai sekitar 15 menit lagi. Panitia pelaksana sudah menghimbau kepada seluruh penonton untuk tidak melebihi batas garis tribun. Semua agar tidak terjadi insiden diluar Standart Operasional Prosedur yang telah ditetapkan. Cikalan Man masih belum kembali dari toilet. Pisank Man dan Totor Boys duduk di tempat yang mudah dilihat oleh Lemman. 

Hari ini mereka memiliki idola baru dari tokoh utama teman sekolah. Kini sudah bersiap Lemman menjadi freestyler pembuka pertunjukan Tong Gila. Satu putaran, dua putaran, tiga putaran diiringi aksinya berkendara yang memukau semua penonton. Lemman semakin mengila di atas motor modifikasinya, semua isi tontonan itu tidak untuk dicontoh ya sebab harus dengan latihan profesional. 

Sesi menyawer dengan uang segera dibuka, bagi siapa saja yang ingin di dekati oleh freestyler motor bisa melambaikan uang kertas di ujung tribun. Panitia menyeleksi siapa saja yang boleh ikut sayembara ini, sebab jika tidak diatur dan dibatasi bisa tidak terbatas waktu yang dibutuhkan. Disinilah kita belajar ikhlas menyukai manusia dengan perbedaan istilah satu dan satu-satunya. 

Nuansa filsafatnya cintailah manusia dengan satu tujuan, satu-satunya yaitu untuk mencintai Tuhan. Semua yang berhubungan dengan mahluk haruslah dibatasi.

 Pisank Man hanya tersenyum dirinya tidak punya uang, sedangkan modal harapan ikut sayembara adalah sebungkus rengginang saja. Pisank Man melihat satu persatu penonton sudah antri untuk ikut sayembara nyawer itu. Rasa nyali ciut membuatnya hanya menyimpan keinginannya di lubuk hati.

Dokpri
Dokpri
"Lebih baik aku sadar diri, beginilah keadaannya." Sadar Pisank Man. 

Sejenak waktu terasa baginya terhenti dalam gemuruh semangat sayembara. Pisank Man menyimpan rasa sedih menjadi orang yang tidak mampu satu koridor dengan peraturan panitia. Sebungkus rengginang yang dia pegang masih hangat tadi kini telah mendingin bersama perasaannya. Persahabatan terhalangi tribun penonton lainnya. Lemman bukan orang yang harus fokus kepada temannya, sebab dia telah melangkah menjadi freestyler profesional dengan pekerjaannya. 

"Kamu punya uang untuk ikut sayembara itu?." Tanya Cikalan Man kepada Pisank Man.

"Tidak, aku punya rengginang ini. Pupus sudah." Keluh Pisank Man.

"Rengginang?, sini biar jadi urusanku kita akan ikut sayembara." Sahut Cikalan Man.

"Caranya? Yakin?." Kaget Pisank Man.

"Udah percayakan saja pada Cikalan Man." Sanggah Totor boys.

Cikalan Man meminta ijin untuk sendiri menuju kearah Panitia. Dengan alibi bahwa dia adalah keluarga Lemman, panitia sedikit kalah mental untuk tidak mengijinkan Cikalan Man masuk ke ruang freestyler.

"Siapa kamu nak?." Tanya Panitia.

"Saya adiknya kak Lemman pak, ada titipan dari ibu disuruh mengantarkan ini." Tunjuk Cikalan Man membawa sebungkus rengginang.

"Loh.. kok bawa rengginang?." Tanya Panitia.

"Ini makanan kesukaan kak lemman pak, biar lebih semangat beraksi." Jawab santai Cikalan Man.

"Ya sudah, masuk cepat sebentar lagi atraksi menyawer segera dimulai." Tandas Panitia.

Cikalan Man berlari kearah Lemman. Dirinya memberi arahan agar mengambil saweran rengginang yang nanti diberikan oleh Pisank Man. Lemman pun setuju dan akan memberi kejutan atraksi diatas motornya. Cikalan Man senang sebab kesepakatan terwujud. Cikalan Man segera kembali ke tribun untuk memberitahu Pisank Man dan Totor Boys. Kesempatan untuk menyawer rengginang menjadi pertaruhan harga diri. Anugerah cinta pertemanan yang tidak pernah lagi disesali Pisank Man. Wajah sumringah mendapat kesempatan itu membuatnya berterimakasih banyak kepada Cikalan Man.

"Selama keringat kita masih asin, jangan pernah mengira kesempatan hanya ada untuk orang kaya." Petuah Cikalan Man.

"Iya, terimakasih banyak. Aku salut sama kamu, sekarang sebungkus rengginang ini mampu melengkapi hatiku." Kata Pisank Man.

"Cepatlah, segera menuju ke tempat sayembara menyawer. Panitia sudah paham asal kamu tunjukkan sebungkus rengginang ini." Pungkas Cikalan Man.

Pisank Man bergegas tidak melewatkan kesempatan langka ini. Karena tidak memiliki parfum sebenarnya bau tubuh tidak sedapnya sudah sangat membantu menyibak penonton lainnya. Bau apek keringat menambah modal kepercayaan diri Pisank Man.

"Semua penonton menjauh dariku, syukurlah." Kata batin bahagia Pisank Man.

Totor boys melihat dari kejauhan Pisank Man lari layaknya dapat membelah ombak kerumunan. Tampak bersahaja, padahal bau apek keringat Pisank Man menjadi jurus ampuhnya. Lemman sudah memulai kembali atraksi spektakuler yang ditunggu-tunggu semua penonton. Pisank Man tampak disudut paling teduh terlihat. Dengan sangat mudah berdiri memberikan sebungkus rengginang itu. 

Sorak penonton menyeruak ketika Lemman mengambil sebungkus rengginang itu dari atas motor. Ada aksi yang tidak terduga, yaitu Lemman memakan langsung Rengginang itu dengan gaya Freestyle khasnya. Sejak saat itu Pisank Man membuka pikiran semua penonton bahwa uang bukan hiburan segala-galanya. Rengginang pun bisa sangat mengagumkan. Baru sekarang, semua perubahan bermula ketika ada seorang yang tulus dihargai oleh lingkungan sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun