Mohon tunggu...
mahasenduro
mahasenduro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Nostalgia Pisank Man

2 Februari 2019   17:37 Diperbarui: 2 Februari 2019   17:54 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pisank Man - Nostalgia.

Tiap calon pahlawan tidak selalu mendapat ranking pertama ketika masa sekolah. Tapi setiap pahlawan wajib mengabdi sebagai murid untuk belajar membaca dan berhitung. Yang terpenting "murid tetaplah murid" yang tidak bisa saling menilai teman sebangkunya. Seragam yang bagus bukan jaminan sekolah unggul, hanya perlu dilihat tabiat murid kepada gurunya untuk mengenali calon pahlawan di masa depan.

Pisank Man bukanlah murid yang berkategori pintar.  Pisank Man memiliki kegemaran membaca buku resep masakan daripada ilmu scienc. Obsesi dalam diri Pisank Man kecil adalah ingin bisa memasak yang enak meskipun dengan bahan makanan yang seadanya. Sebab berdua dengan Pamannya yaitu Dr Talaz di rumah membuatnya serba sungkan jika tidak bisa sesekali meracik resep makanan spesial.

Jarang ada yang peduli dengan tingkah aneh Pisank Man di kelas. Bahkan rasanya mustahil jika Pisank Man dapat menjadi sosok idaman di sekolah. Praktek pelajaran olahraga saja pisank man tidak lulus sebab sering mengeluh punggungnya sakit kecetit. Apalagi jika dipaksa berenang di kolam maka Pisank Man akan pingsan sebab setiap pagi jarang sarapan.

Satu-satunya keunggulan Pisank Man adalah mudah terenyuh menangis ketika Bu Guru di kelas bercerita tentang pengalaman pahit getir kehidupan. Meskipun tidak pintar, Pisank Man seorang murid yang mudah iba dan baik hati. Bu guru selalu memberi tambahan waktu kepada pisank man ketika mengerjakan soal ujian, meskipun pada akhirnya juga nilai ujiannya tetap rendah.

Di belakang letak bangku Pisank Man duduk duo bersaudara yaitu Totor Boys dan Cikalan Man. Mereka berdua menjadi murid paling jahil bermental militan serta selalu tidak percaya kepada apa yang dijelaskan Bu Guru di kelas.

Nilai terburuk Totor Boys adalah pelajaran biologi sebab selalu membuat jengkel bu guru dengan menanyakan kesamaan DNA dirinya dengan orang tuanya. Sedangkan cikalan man sosok misterius memakai sarung yang diikat di kepalanya.

Setiap pelajaran matematika Cikalan Man bersembunyi di atap ruangan kelas. Bu Guru tidak pernah curiga sebab memang Cikalan Man kurang cukup menarik perhatiannya karena tidak ada iktikat mau membayar SPP selama sekolah. Bu Guru sudah lama curiga orang tua cikalan man tidak tahu perilaku menyimpang dari anaknya.

Namun setiap kali surat diberikan lewat petugas pos selalu saja alamat rumah yang dituju salah hingga surat dari sekolah tidak dapat terkirim. Tokoh teladan sebaya yang didengar petuahnya di kelas bernama Pa'at Psikopat.

Duduk sebangku dengan Pisank Man, Pa'at Psikopat adalah pembimbing bagi semua temannya. Sebab usianya yang paling tua karena sering tidak naik kelas membuatnya pensiun dari sifat nakal. Kebodohan Pisank Man menjadi ladang amal Pa'at Psikopat untuk memberi bimbingan belajar private diluar jam sekolah.

Dua hari setelah musim hujan tiba, semua murid menambah payung di tasnya. Kecuali Pisank Man yang biasa menunggu hujan reda untuk pulang sekolah. Pisank Man tidak memiliki payung, namun tidak ingin merepotkan untuk sekedar menumpang payung kepada temannya. Ketika sekolah sudah sepi, sore harinya ada suasana angker surem, pintu kelas kadang menutup sendiri terbawa angin, kaca jendela sudah pecah terkena lemparan bola kasti saat praktek olahraga sabtu lalu.

Pisank Man berada di teras kelas tanpa ditemani siapa pun. Beruntung pamannya selalu membawakan 2 bekal nasi bungkus ketika berangkat sekolah. Pisank Man bisa makan sambil menunggu cuaca cerah sekalipun malam hari. Kriteria hantu kekinian tidak suka mengganggu murid yang tidak pintar seperti Pisank Man. Sebab hantu pun takut ketularan bodoh jika mengganggu murid bodoh. Pisank Man sangat sabar sekalipun diejek oleh kakak kelasnya, yaitu Lemman.

"Nggak punya payung ya, kasian deh lo." Kata Lemman mengejek dengan istiqomah.

"Iya kak. Nggak pa pa." Jawab singkat Pisank Man.

Jarang ada wajah kesedihan ditampakkan oleh Pisank Man. Meskipun kadang dirinya merasa harus sedikit mengingatkan keburukan perilaku Lemman kepadanya.

"Kak Lemman, jangan hina aku terus, gantian yang lain ya." Kata Pisank Man.

"Oh gitu, terus siapa? Aku takut sama temanmu. Mending kamu saja yang aku aniaya." Jawab tegas Lemman.

"Oh gitu." Sahut Pisank Man.

"Hahaha.. kasian deh lo." Ejek lagi Lemman.

Sebenarnya ada garis keluarga antara Pisank Man dan Lemman. Kakeknya, LemGrandFather itu adalah adik sepupu dari nenek buyut Pisank Man. Namun karena sudah lama tidak sambung keluarga jadi seakan-akan rasa kekeluargaan menjadi memudar. Sikap yang ditunjukkan Lemman kepada Pisank Man juga semakin lama semakin tidak berkemanusiaan.

Pisank Man lebih sabar karena ada murid baru yang kini telah menjadi motivatornya, yaitu Pring Man. Seorang murid pindahan dari  sekolah unggulan yang lebih berpengalaman tersiksa oleh teman sebayanya.

Melewati keunikan waktu sekolah membuat mereka berdua semakin akrab hingga mendapat julukan Duo PringPisank. Kisah mereka semua untuk menemukan jati dirinya tidak ubahnya seperti daun kesimbu'an yang penuh sarat hikmah. Sebab sudah adat istiadat sekolah bahwa tidak ada musuh dan dendam ketika memiliki teman jahat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun