Pisank Man berada di teras kelas tanpa ditemani siapa pun. Beruntung pamannya selalu membawakan 2 bekal nasi bungkus ketika berangkat sekolah. Pisank Man bisa makan sambil menunggu cuaca cerah sekalipun malam hari. Kriteria hantu kekinian tidak suka mengganggu murid yang tidak pintar seperti Pisank Man. Sebab hantu pun takut ketularan bodoh jika mengganggu murid bodoh. Pisank Man sangat sabar sekalipun diejek oleh kakak kelasnya, yaitu Lemman.
"Nggak punya payung ya, kasian deh lo." Kata Lemman mengejek dengan istiqomah.
"Iya kak. Nggak pa pa." Jawab singkat Pisank Man.
Jarang ada wajah kesedihan ditampakkan oleh Pisank Man. Meskipun kadang dirinya merasa harus sedikit mengingatkan keburukan perilaku Lemman kepadanya.
"Kak Lemman, jangan hina aku terus, gantian yang lain ya." Kata Pisank Man.
"Oh gitu, terus siapa? Aku takut sama temanmu. Mending kamu saja yang aku aniaya." Jawab tegas Lemman.
"Oh gitu." Sahut Pisank Man.
"Hahaha.. kasian deh lo." Ejek lagi Lemman.
Sebenarnya ada garis keluarga antara Pisank Man dan Lemman. Kakeknya, LemGrandFather itu adalah adik sepupu dari nenek buyut Pisank Man. Namun karena sudah lama tidak sambung keluarga jadi seakan-akan rasa kekeluargaan menjadi memudar. Sikap yang ditunjukkan Lemman kepada Pisank Man juga semakin lama semakin tidak berkemanusiaan.
Pisank Man lebih sabar karena ada murid baru yang kini telah menjadi motivatornya, yaitu Pring Man. Seorang murid pindahan dari sekolah unggulan yang lebih berpengalaman tersiksa oleh teman sebayanya.
Melewati keunikan waktu sekolah membuat mereka berdua semakin akrab hingga mendapat julukan Duo PringPisank. Kisah mereka semua untuk menemukan jati dirinya tidak ubahnya seperti daun kesimbu'an yang penuh sarat hikmah. Sebab sudah adat istiadat sekolah bahwa tidak ada musuh dan dendam ketika memiliki teman jahat.