Saya juga mendapat pertanyaan lagi, untuk apa berkarya disini? Toh bukan siapa-siapa kok, rakyat kecil biasa, bukan orang penting. Saya jawab tuh; Karena Saya sudah lama jatuh cinta sama Pisank Man.Â
Orang jatuh cinta itu, merasakan menderita tapi dengan muka senyuman. Â Saya senang sekali ketika novel kisah Pisank Man mengejar cinta sudah selesai. Saya pajang di atas lemari ruang tamu, saya lihat setiap hari diam-diam juga saya curi-curi pandang sendiri seakan novel itu berbicara merayu lembut membisikkan semangat berbuat baik untuk karya tokoh fiksi pertama di Kabupaten Lumajang. Pisank Man.. Pisank Man... Saya harap kamu sabar, suatu saat nanti semua akan indah pada waktunya. Insha Allah, Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H