Mohon tunggu...
Karnoto
Karnoto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Me Its Me

Wiraswasta | Pernah Studi Ilmu Marketing Communication Advertising di Universitas Mercu Buana, Jakarta | Penulis Buku Speak Brand | Suka Menulis Tema Komunikasi Pemasaran | Branding | Advertising | Media | Traveling | Public Relation. Profil Visit Us : www.masnoto.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Anda Tak Terkenal, Menulislah!

6 November 2019   19:43 Diperbarui: 6 November 2019   19:57 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang membedakan hanya pada media distribusi fikiran dan gagasan kita. Jika berbicara medianya lidah maka menulis menggunakan tangan. Tetapi substansinya sama, yaitu bagaimana kita menyatukan fikiran, hati dan gerakan fisik.

Memang bagi yang tidak terbiasa menulis, jangankan satu buku satu paragrap pun bisa sehari dan tidak selesai karena saat dibaca ulang tidak memiliki self confidence (percaya diri) dengan tulisannya sendiri. Metode yang dipakai Mba Indari adalah Speak Writer, yaitu metode Anda yang berbicara lalu ada orang yang jago menulis untuk menuangkan dalam sebuah tulisan.

Untuk langkah awal metode ini cukup ampuh karena akan menumbuhkan kepercayaan diri bahwa ternyata ada fikiran yang selama ini terendap dan itu adalah sesuatu yang ditunggu banyak orang. Jadi, kalau ibu rumah tangga saja bisa menulis buku kenapa Anda yang seorang profesional tak bisa?

Saya yakin bisa, apalagi fikiran Anda original, wah itu bisa menjadi letupan bagi Anda menjadi seorang penulis handal. Saking pentingnya menulis, para tokoh muslim pun menuliskan fikiran mereka, ada yang menulis buku tentang kedokteran, menulis tentang astronomi, menulis tentang bisnis, menulis tentang sejarah dan ahli - ahli lainnya.

Anda bisa membayangkan  andaikan tidak ada tokoh muslim yang menulis buku, maka fikiran mereka akan sirna seiring dengan tutupnya usia. Sayang bukan? Jangan pernah berfikiran bahwa sejarah hidup Anda biasa saja. Boleh jadi ada fikiran dan cerita yang Anda miliki justru sudah banyak ditunggu orang di luar sana. Pada akhir tulisan ini saya ingin menanyakan satu hal, yaitu seberapa kuat memori otak Anda menyimpan file kehidupan dan cerita hidup Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun