Bagi yang belum tahu apa itu bahasa Wolio, bahasa Wolio adalah bahasa daerah yang dituturkan oleh masyarakat kota Baubau pada umumnya. Bahasa Wolio adalah bahasa utama yang digunakan oleh masyarakat Baubau-Buton pada era Kesultanan Buton. Di kepulauan Buton banyak sekali bahasa daerah yang dituturkan oleh masyarakat Buton sampai saat ini. Untuk bisa saling memahami dalam berkomunikasi, maka digunakanlah bahasa Wolio sebagai bahasa utama ketika itu. Jadi, bahasa Wolio adalah bahasa pemersatu pada masa Kesultanan Buton.
Memiliki Aksara Sendiri
Bahasa Wolio memiliki aksara sendiri yang disebut dengan "Buri Wolio", yang berarti Tulisan Wolio. Buri Wolio merupakan aksara Arab-Melayu dan bisa ditemukan dalam kitab-kitab klasik karya sultan dan ulama Buton dahulu.
Saya sendiri mendapatkan pelajaran Buri Wolio di tingkat SMP. Sayangnya saat ini bahasa Wolio hanya diajarkan di tingkat Sekolah Dasar. Tidak mengherankan jika tingkat berbahasa daerah generasi muda di Baubau sangat memprihatinkan. Kata para pakar dan budayawan lokal bahasa Wolio diperkirakan akan punah dalam 30 sampai 50 tahun nanti.
Saya setuju kalau bahasa ini akan punah dalam waktu kurang dari 50 tahun mendatang. Ada beberapa alasan Bahasa Wolio akan punah menurut saya.
Orangtua Tidak Lagi Membiasakan Anaknya Berbahasa Wolio
Kalau orangtua yang tinggal di luar Baubau, ya mungkin kita memaklumi kalau mereka tidak mengajarkan anaknya berbahasa Wolio. Tapi, bagi orangtua yang tetap tinggal dan menetap di Baubau tapi tidak mengajarkan anak-anak mereka bahasa Wolio adalah fakta yang sangat memprihatinkan. Nenek-nenek kita dulu masih membiasakan berbahasa Wolio dengan anak dan cucu-cucu mereka.
Tapi orangtua hari ini sudah hampir tidak menggunakan bahasa Wolio ketika ngobrol dengan anak-anak mereka. Bahkan ada anak yang mencoba berbicara menggunakan bahasa daerah ke orangtuanya, orangtuanya malah menjawab pakai bahasa Indonesia.
Sekitar dua tahun lalu saya pernah bertamu di rumah keluarga jauh saya. Saya menyapa ibu pemilik rumah menggunakan bahasa Wolio. Si ibu kaget saya bisa berbahasa Wolio. Katanya, anak-anaknya yang satu generasi dan generasi di bawah saya tidak pandai lagi berbahasa Wolio.
Orangtua pada hari ini tidak lagi berkomunikasi menggunakan bahasa Wolio dengan anak-anak mereka di rumah. Orangtua hanya berbahasa Wolio sesama orangtua saja, sesama generasi yang saat ini berusia 45 tahun ke atas. Orangtua-orangtua di Baubau lebih suka menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi dengan anak-anaknya atau dengan generasi yang lebih muda.
Generasi Muda Mencoba Berbahasa Wolio Malah Ditertawakan