--untuk Prof. Dr. Ir. Alex Hartana, Msc
dingin waduk jatiluhur Â
menembus pori saat senja tenggelam, Â
sebentar ke peraduan. Â
"ayo berkeliling," katamu, Â
mencari kunang-kunang, Â
atau kita naik perahu dahulu? Â
dayung bergetar di genggaman, Â
kita berempat mengayuh Â
melintasi riak yang tenang, Â
seperti holometabola yang merupa--- Â
segala yang berubah, tapi tetap sama. Â
dari kejauhan, bioluminesensi berkedip, Â
cahaya kecil di tepian waktu, Â
cintaku menangkap sinyal feromonya, Â
tapi tak ingin kusudahi malam itu. Â
arus danau mengalir hampa, Â
namun hatiku telah mengantongi nutrisi jiwamu, Â
sedimentasi paling langka Â
dari tujuh benua pemikiran. Â
waktu merenta, Â
abdomennya diserang banjir gas HCl, Â
isyarat bahwa kebersamaan kita Â
hanya seinci dari kematian. Â
selamat jalan, guruku. Â
jasamu terbukur abadi Â
di inti intelektualku.
**
M Sanantara
Bgr, 03022025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI