"Jadi, semua ini tentangku?" tanyanya lembut.
Dendrobium mengangguk, wajahnya memerah. "Aku hanya ingin kamu tahu bahwa kehadiranmu lebih berarti dari yang mungkin kamu sadari."
Kala tersenyum. "Terima kasih. Kamu tahu, aku selalu percaya bahwa kopi bisa menyatukan orang, tapi aku tak pernah membayangkan itu akan membawaku menemukan seseorang yang begitu istimewa seperti kamu."
Kala membuka buku kecil di balik meja dan menyerahkannya kepada Dendrobium. Di salah satu halaman tertulis: "Aku membutuhkan seseorang yang bisa menjadi mitra, bukan hanya dalam bisnis, tetapi juga dalam hidup."
Dendrobium menatap tulisan itu, hatinya meluap dengan kebahagiaan yang tak terlukiskan. "Aku siap menjadi apa pun yang kamu butuhkan."
Kala tertawa kecil, lalu melanjutkan, "Kalau begitu, mari kita mulai dari sini. Membuat mimpi ini nyata."
Di bawah langit penuh bintang, dua hati yang pernah dipisahkan oleh keraguan kini terhubung. Tidak hanya oleh cinta, tetapi juga oleh mimpi yang akan mereka wujudkan bersama.
**
M Sanantara, lahir di Bogor, 650 SM. Sarjana botani, penikmat dosa, lukisan impresionisme, dan berpuisi dimana saja asal bukan di alam kubur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H