Mohon tunggu...
Jarot Mahardika
Jarot Mahardika Mohon Tunggu... Lainnya - Terus belajar

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mbak Rara Versus Mas Pur, Pawang Hujan Versus Ilmuwan

23 Maret 2022   14:58 Diperbarui: 23 Maret 2022   19:55 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: gambar digital karya pribadi

Sedang viral aksi Mbak Rara, seorang pawang hujan yang ditugaskan di Mandalika. Tempat balap motor paling bergengsi di dunia digelar. Berbagai media memberitakan Mbak Rara yang bekerja keras mengendalikan cuaca sesuai dengan cara yang diyakininya.

Di sisi lain, para ilmuwan dengan ilmu yang dimilikinya juga bekerja tak kalah kerasnya melakukan modifikasi cuaca demi melancarkan kegiatan MotoGP Mandalika.

Benarkah pawang hujan berhasil mengendalikan cuaca? Ataukah para ilmuwan yang berhasil melakukan modifikasi cuaca?

Ayo, kita simak wawancara saya dengan salah satu ilmuwan yang terlibat dalam operasi TMC.

Kebetulan saya kenal dengan Manajer Operasional TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) yang bertugas melakukan rekayasa cuaca untuk melancarkan kegiatan MotoGP 2022.

Beliau adalah Dr. Purwadi S.T., M.Eng. Saya memanggilnya Mas Pur, tapi lebih sering saya panggil Mas Bro. Masih sangat muda, umurnya baru 34 tahun.

Saya mengenal Mas Pur di Sapporo, domisili saya. Saat itu Mas Pur tengah menjalani Pendidikan doktoral di Hokkaido University. Baru-baru ini saya melihat berita tentang operasi TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) untuk mendukung gelaran MotoGP di Mandalika dan menemukan sosok Mas Pur dalam berita tersebut.

Alhamdulillah Mas Pur bersedia saya wawancara. Berikut wawancara saya dengan Mas Pur, Manajer Operasional TMC.

Apa sebenarnya profesi Mas Pur?

Saat ini saya bekerja sebagai ASN Laboratorium Pengelolaan TMC - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Selain sebagai Manajer Operasional TMC, saya juga masih aktif sebagai flight scientist.

Seperti apa gambaran pekerjaan yang Mas Pur lakukan terkait profesi Mas Pur tersebut?

Sebagai flight scientist kami bertugas menganalisis data cuaca, melakukan observasi pertumbuhan dan pergerakan awan, serta memandu pelaksanaan penerbangan penyemaian awan.

Apa yang Mas Pur dan Tim lakukan untuk memodifikasi cuaca?

Untuk memodifikasi cuaca kami melakukan penyemaian awan dengan menaburkan serbuk NaCl berukuran ~40 mikrometer ke dalam awan.

Serbuk NaCl merupakan bahan higroskopis yang mudah menarik uap air disekitarnya, berfungsi sebagai inti kondensasi yang akan mempercepat proses pembentukan butir-butir air di dalam awan.

Selain itu, butir-butir air yang terbentuk dengan inti kondensasi NaCl tidak akan mudah menguap kembali saat terkena panas oleh matahari maupun akibat gesekan saat proses jatuh.

Saat butir air sudah cukup besar, butir air akan jatuh dan akan menumbuk butir air di bawahnya hingga akhirnya menjadi tetes hujan.

Bisa dikatakan penyemaian awan dengan serbuk NaCl akan meningkatkan efektivitas proses pembentukan hujan di dalam awan.

Metode apa yang Mas Pur gunakan dalam memodifikasi cuaca?

Modifikasi Cuaca dibedakan menjadi dua yaitu penambahan curah hujan dan pengurangan curah hujan.

Untuk saat ini penambahan curah hujan masih dilakukan dengan penyemaian awan di dalam lokasi target.

Sedangkan untuk pengurangan curah hujan dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu jumping process dan competition effects.

Jumping process dilakukan dengan menyemai awan yang akan masuk ke daerah target. Awan yang disemai sebelum masuk di daerah target diharapkan menjadi hujan sebelum masuk daerah target sehingga tidak terjadi hujan atau intensitas hujan di daerah target dapat berkurang.

Competition effect dilakukan dengan menyemai awan dengan bahan semai berukuran sangat kecil sebanyak banyaknya ke dalam awan di daerah target. Partikel kecil yang cukup banyak akan mencegah pembentukan butir-butir air.

Seberapa besar potensi keberhasilan dari operasi TMC tersebut?

Penambahan curah hujan hasil TMC diperkirakan sebesar 30%, berdasarkan jurnal di luar negeri. Meskipun susah untuk dinyatakan dalam angka, namun beberapa user baik dari swasta maupun pemerintan masih terus menggunakan jasa TMC sebagai solusi pemecahan masalah air.

Mas Pur bekerja dengan siapa saja selama menjalankan Operasi TMC?

Saat menjalankan kegiatan TMC, Lab. TMC - BRIN bekerja sama dengan BMKG sebagai penyedia data cuaca dan Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara (TNI AU) sebagai operator dan penyedia pesawat terbang.

Bisakah Mas Pur ceritakan gambaran proses modifikasi cuaca tersebut?

Pada pagi hari dilakukan briefing dengan semua unsur tim untuk melakukan pemembahasan dan evaluasi penyemaian awan hari sebelumnya.

Kegiatan tersebut dipimpin oleh flight scientist - BRIN.

Penjelasan potensi cuaca dan peluang pertumbuhan awan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Kesiapan pesawat dan kru oleh TNI AU.  

Ketersediaan bahan semai oleh bagian logistik BRIN.

Dalam briefing dibahas mengenai perkirakan kapan proses pertumbuhan awan terjadi. Setelah itu, dilakukan pemantauan pertumbuhan awan baik secara langsung (pengamatan dengan mata), radar, maupun satelit.

Setelah terdapat awan yang potensial untuk menjadi hujan, maka akan dilakukan penerbangan untuk menyemai awan. Selanjutnya pada sore hari dilakukan penulisan laporan.

Sebagai catatan, proses penyemaian awan dengan pesawat hanya bisa dilakukan saat hari masih terang.

Resiko apa yang Mas Pur hadapi ketika melakukan pekerjaan Mas Pur?

Proses penyemaian awan merupakan hal yang tidak lazim dalam penerbangan. Biasanya pesawat terbang menghindari awan. Dalam kegiatan modifikasi cuaca ini yang terjadi sebaliknya, pesawat harus mendekati atau masuk ke dalam awan.

Tujuannya adalah agar bahan semai dapat masuk ke dalam awan secara efektif. Awan-awan yang layak disemai adalah awan cumulus yang biasanya memiliki turbulensi (updraft dan downdrfat) yang kuat.

Updraft dan downdraft ini dapat mengguncang pesawat yang masuk ke dalam awan dan dapat menyebabkan kecelakaan yang bisa berakibat fatal.

Seorang flight scientist ataupun pilot harus memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang kondisi awan. Mana awan yang bisa ditembus dan mana awan yang hanya bisa disemai di dekatnya.

Dalam beberapa kondisi terutama untuk pengurangan curah hujan, awan cumulus sering berada dekat dengan awan cumolinmbus, sehingga misi penyemaian menjadi semakin beresiko dan berbahaya.

Saya pernah mengalami beberapa pengalaman yang kurang menyenangkan, antara lain;

satu mesin pesawat mati saat terbang di Palangkaraya tahun 2013.

Tidak bisa mendarat karena asap pekat akibat kebakaran di Riau tahun 2014.

Tidak bisa mendarat karena kabut yang tebal di Silangit, Danau Toba tahun 2016.

Gagal mendarat karena bandara hujan lebat akibat menyemai awan di atas Bandara Internasional Lombok tahun 2022.

Anda adalah seorang Doktor lulusan Hokkaido University - Jepang. Apakah ilmu yang Mas Pur dapatkan di sana relevan dengan pekerjaan saat ini?

Saya belajar di Hokkaido University berkaitan dengan petir dan awan pada saat cuaca buruk. Kantor kami menawarkan beberapa jasa. Salah satunya berkaitan dengan monitoring petir. Saya rasa ilmu yang saya dapatkan masih cukup relevan dengan pekerjaan di kantor.

Pendapat Mas Pur tentang pawang hujan (Mbak Rara) yang juga bertugas di Mandalika?

Setiap orang yang dipekerjakan dalam acara MotoGP pasti semuanya akan berusaha untuk menyukseskan acara tersebut. Mbak Rara dengan caranya sendiri dan kami juga dengan cara kami sendiri.

Sebagai orang Jawa yang juga beragama, saya percaya dengan adanya hal-hal gaib yang memiliki kekuatan jauh lebih besar dari diri kita.

Saya juga sedikit tahu tentang pawang hujan, bahkan saya pernah melihat bagaimana pawang hujan itu menghentikan hujan.

Namun, saya memandang Mbak Rara ditugaskan dalam acara MotoGP di Lombok bukan untuk menghentikan hujan tapi untuk tujuan yang lain (Mas Pur tidak menjelaskan lebih lanjut tentang ini).

Saya dengar Mba Rara dibayar hingga ratusan juta sebagai Pawang Hujan di Mandalika, bagaimana dengan bayaran Mas Pur dan Tim?

Untuk biaya pelaksanaan operasi TMC dengan pesawat sudah ditentukan biayanya. Hal itu sudah diatur oleh pemerintah. Besaran biaya operasionalnya berbeda untuk setiap provinsi.

Berkisar antara 125 hingga 300 juta per hari. Ini adalah dana operasional, bukan untuk pribadi.

Dalam menjalankan operasi TMC untuk MotoGP Mandalika, apakah Tim Mas Pur juga berkoordinasi dengan Pawang Hujan yang bertugas di sana?

Kami tidak ada koordinasi dengan pawang hujan di Mandalika. Kami hanya berkoordinasi dengan instansi terkait, yaitu BMKG dan TNI AU

Pawang hujan lebih populer dan dipercaya dapat mengendalikan cuaca, bagaimana pendapat Mas Pur tentang hal tersebut?

Saat ini sedang viral iya, tapi untuk dapat dipercaya belum tentu. 

Demikian wawancara saya dengan Dr. Purwadi S.T., M.Eng

Semoga bisa bermanfaat untuk kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun