Kedua, keterlibatan siswa dalam proyek sosial atau kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juga berkontribusi besar pada peningkatan kepedulian sosial. Siswa belajar tentang pentingnya berbagi dan membantu satu sama lain melalui kegiatan seperti kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah, kunjungan ke panti asuhan, atau penggalangan dana untuk korban bencana. Ketika praktik langsung dilakukan, prinsip-prinsip PPKn dapat dipahami dan diinternalisasi dengan lebih baik. Putri, R. A., & Rahmawati, N. (2019).Â
Â
Tantangan dalam Menerapkan Pembelajaran PKn yang Berbasis Kepedulian Sosial
      PPKn memiliki potensi besar untuk menanamkan nilai kepedulian sosial, tetapi ada banyak tantangan yang menghalanginya untuk digunakan. Keterbatasan kurikulum adalah masalah utama karena kurangnya ruang bagi siswa untuk mempelajari masalah sosial yang relevan. Kurikulum biasanya berkonsentrasi pada hal-hal teoritis, seperti pemahaman materi, daripada bagaimana mereka dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Arifin, Z., & Marlina, D. (2020).Â
      Tidak ada pelatihan guru yang memadai untuk membangun strategi pembelajaran yang inovatif. Dalam mengajar PPKn, banyak guru masih menggunakan metode ceramah. Akibatnya, siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses belajar. Namun, pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa lebih baik dalam menumbuhkan pemahaman dan kepedulian terhadap nilai-nilai sosial. Fauzi, M., & Handayani, T. (2022).
Strategi untuk Mengoptimalkan Pembelajaran PPKn
      Untuk mengatasi masalah tersebut, berbagai langkah strategis harus diambil. Pertama, kurikulum PKn harus diperbarui oleh pemerintah dengan menambahkan materi dan aktivitas yang relevan dengan masalah sosial saat ini. Siswa dapat menemukan hal-hal seperti digital citizenship, kesetaraan gender, dan keberlanjutan lingkungan menarik dan relevan.
      Kedua, guru harus dilatih dalam metode pembelajaran interaktif dan berbasis proyek. Siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tanggung jawab sosial dengan bermain peran sebagai anggota masyarakat atau pemimpin komunitas. Integrasi teknologi dalam pembelajaran juga dapat membantu siswa lebih tertarik pada mata pelajaran PKn.
      Ketiga, sekolah, keluarga, dan masyarakat harus bekerja sama untuk membuat lingkungan belajar yang mendukung. Siswa dapat melihat langsung bagaimana nilai-nilai kewarganegaraan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari jika orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam program sosial sekolah. Hidayati, N., & Sunaryo, Y. (2023).Â
Dampak Positif Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Siswa dan Masyarakat
      PPKn dapat berdampak besar pada siswa dan masyarakat ketika diterapkan dengan benar. Siswa yang memiliki kepedulian sosial cenderung lebih toleran, empati, dan proaktif dalam membantu orang lain. Mereka juga lebih menyadari pentingnya menjaga lingkungan sehat dan memperjuangkan keadilan sosial.