8. Metode Penelitian :
Penelitian ini meninjau beberapa studi yang terfokus pada epidomologi dan psikopatologi dari hikikomori. peneliti merupakan psikiater yang telah menangani beberapa kasus hikikomori dalam terapi individual dan kelompok.Â
Berdasarkan kasus-kasus tersebut maka peneliti menyajikan kasus hikikomori primer dan mengidentifikasi fitur psikologisnya. Aspek sosio-kultural juga akan ditinjau dalam penelitian ini. Peneliti juga melakukan observasi dari pengalaman klinis langsungnya dan didukung oleh laporan psikiatri dan sosiologis dari kasus hikikomori.
9. Populasi & Sampel :
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan sampe individu yang melakukan hikikomori yang ditangani oleh peneliti serta laporan dan studi psiko-sosial lainnya. Dan populasi dari penelitian ini adalah warga Jepang yang melakukan hikikomori
10. Hasil Penelitian :
Peneliti melakukan identifikasi fitur psikologis dari hikikomori atau hikikomori tanpa gangguan mental yang terlihat. Dan peneliti menjabarkan beberapa fitur psikologis yang sering ditemukan dalam individu hikikomori :
- Menunjukkan kecenderungan untuk menghindari situasi atau kegiatan kompetetif
- Menghargai gambaran ideal diri berdasarkan ekspektasi orang lain
- Tidak mampu membuat awalan yang baru dari situasi yang sedang dihadapi
- Memiliki orangtua yang secara terus menerus menginvestasikan ide ideal dari anaknya.
Peneliti menegaskan bahwa hikikomori primer merupakan manifestasi baru dari konflik yang sering terjadi pada pemuda/i Jepang.
Peneliti mengambil 3 sudut utama yang sekiranya menjadi contributor dari fenomena ini:
- Perubahan dari pola sosio-kultural
- Perubahan dalam komunikasi
- Perubahan dalam sistem tenaga kerja
Penting untuk mempertimbangkan kemungkinan bahwa fenomena hikikomori, yang muncul di Jepang pada 1990an, merupakan tanda prtama dari permasalahan dan gangguan yang lebih besar pada masyarakat masa kini secara umum.
11. Kelebihan :