Mohon tunggu...
Mahansa Sinulingga
Mahansa Sinulingga Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta.

Ikuti saya di blog mahansa.wordpress.com dan Twitter @mahansa.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Video yang Sedang Jadi Konten Kekinian

5 Februari 2016   09:47 Diperbarui: 5 Februari 2016   11:53 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar komposisi foto juga begitu mudah sekarang. Kalau dulu, benar-benar harus mikir sebelum menekan tombol shutter kamera manual. Pastikan semua udah benar-benar oke. Bukan apa-apa, dana untuk beli film dan cuci cetak foto terbatas. Sekarang sih tinggal jeprat-jepret seenak perut. Kalau jelek, tinggal delete. Belajar komposisi bisa dengan learning by doing dan practice makes perfect.

Bukan cuma foto, video pun idem. Tengok saja Youtube, berapa banyak channel keren yang ternyata dibikin bermodal kamera ponsel atau cuma kelas prosumer. Yang penting idenya, bukan alatnya.

Bicara konten, nggak perlu juga canggih-canggih amat. Tengok saja video-video yang viral. Banyak yang kualitasnya bukan cuma amatir, amburadul malah. Tapi karena kontennya menarik ya asyik-asyik aja menontonnya. Sekali lagi, yang dicari konten, bukan kualitas video (secara teknis).

Nggak heran kalau sekarang anakku Jeremy lebih suka menonton Youtube ketimbang siaran TV. Meski agak bombastis, bisalah sekarang dibilang bahwa apa saja ada di Youtube. Dari tutorial membuat hal remeh-temeh, khotbah keagamaan, video narsis-narsisan, sampai film bokep. Dan, karena disajikan secara pandang-dengar (ini istilah yang lebih enak dan mengena ketimbang audio-visual), ya jadi lebih menarik.

Bicara video di internet, persaingan antarchannel menarik pengguna juga kian sengit karena ujung-ujungnya menentukan aliran duit masuk. Seperti kata Gary, Youtube sekarang bisa dibilang nenek moyangnya video daring. Setiap menit konon ada sekitar 300 jam tontonan yang diunggah. Seumur hidup pun rasanya nggak cukup untuk tuntas menonton seluruh konten Youtube. Tapi, Facebook siap mengancam. Setiap hari ada aliran 4 miliar video di Facebook. Tren ini mestinya cukup bikin Youtube ketar-ketir.

Menurut Gary, capaian Youtube sekarang bisa dianggap tren menurun jika dibandingkan pesatnya pertumbuhan Facebook. Dan, tidak sedikit pengguna Youtube yang cross posting di Facebook untuk menarik lebih banyak audiens.

Bagi pemasang iklan, video yang langsung diunggah di Facebook lebih menarik. Pasalnya, Facebook memiliki data yang jauh lebih komplit ketimbang Youtube. Selain data demografis, mestinya data seputar gaya hidup dan minat seseorang dapat dengan mudah ditelusuri di Facebook. Data ini memungkinkan pengiklan untuk menyusun kampanye yang lebih tepat sasaran.

Lalu, apa hubungannya sih di awal ngomong soal menulis lalu melompat ngomongin video?

Apakah latah atau memang lagi senang menyimak video, belakangan aku jadi tertarik untuk membuat konten video. Tadinya dimaksudkan sebagai dokumentasi pribadi. Ternyata, bisa diolah jadi konten yang (semoga) bermanfaat. Sekalian nyenengin dan mendorong kreativitas anak, kami lagi coba untuk bikin channel Youtube di sini.

Platform lain yang sedang aku jajal adalah Snapchat. Ini kira-kira kombinasi foto-video-chat. Oya, video Snapchat ini singkat saja, hanya 10 detik. Sebelumnya, populer juga platform Vine, yang menawarkan looping video berdurasi 6 detik.

Ini menurut Gary juga sedang menjadi tren, yaitu video-video singkat. Yup, di tengah jagat internet yang kian riuh dengan begitu banyaknya konten di beragam platform, orang hanya akan punya waktu yang sangat terbatas. Mereka terbiasa scanning atau scrolling. Nah, menarik perhatian mereka dan mengajaknya terlibat dalam percakapan dalam tempo yang sangat terbatas itulah yang menjadi PR tiap-tiap platform.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun