Kalau pengen mengembangkan blog dan mengoptimalkan media sosial (Facebook, Twitter), Michael Hyatt bisa jadi sumber yang kaya dan menarik. Tapi, kesanku, semuanya too polished. Dirancang dengan baik, profesional, dan cenderung formal (walaupun Michael mencoba tampil lebih santai). Oya, podcast Michael juga bisa disimak dalam bentuk video di Youtube atau bahkan transkrip kalau pengen menyimak dalam bentuk tertulis. Aku sempat begitu tertarik sampai-sampai ikutan daftar di Platform University. Tapi, sekarang aku bisa menyimpulkan kalau banyak yang diutarakan Michael adalah hal-hal yang lazim atau sudah proven di dunia media sosial. Tapi tetap saja menyenangkan untuk menyimak kembali berbagai hal tersebut yang disajikan dengan baik.
Kalau pengen tahu tren terkini media sosial, nama satu ini tak boleh dilewatkan, Gary Vee. Ia boleh dibilang kutub yang berseberangan dengan Michael Hyatt. Aku pertama kali mendengar Gary Vee lagi-lagi di Entre Leadership. Aksen berbeda (aku tidak tahu, ini aksen orang mana) dan gaya bicara meledak-ledak Gary membuat aku terkesan. Yang lebih menarik, host Ken Coleman biasanya punya pertanyaan standar, buku apa yang sedang dibaca. Dengan enteng, Gary bilang kalau dia nggak pernah baca buku. Hahaha, Ken sampai sempat bingung. Tapi Gary memang tipe orang yang banyak bicara. Makanya dia nggak bisa duduk diam dan baca buku. Aku beli bukunya, Crush It! Kelihatan sekali, dia bukan “orang tulisan”, karena bahasanya seperti orang nyerocos.
Gary ini tadinya jualan anggur, melanjutkan usaha orang tuanya. Tapi kemudian dia membuat channel Youtube yang mengupas serba-serbi anggur. Dia berhasil menjadikan media sosial sebagai kendaraan untuk memperkenalkan bisnisnya. Dari situ, bisnisnya berkembang pesat. Dia kemudian mendirikan perusahaan konsultan media, semacam online strategist gitu. Menurut Gary, untuk mengembangkan bisnis sekarang setiap orang harus masuk di media sosial dan mengembangkan brand personality. Dia begitu rajin mengembangkan platformnya. Sama seperti Michael Hyatt, podcast Gary juga dapat disimak di Youtube. Dan memang akan lebih menarik karena Gary orangnya ekspresif. Kalau Michael segala-sesuatunya dirancang dengan baik, kalau Gary spontan dan apa adanya. Ada satu episode yang direkam di downtown New York. Eee, ternyata mereka ditegur polisi dan disuruh berhenti. Adegan itu terekam dan dibiarkan oleh Gary. Menarik.
Di podcast ini, setiap orang boleh bertanya tentang apa saja dan Gary akan menjawabnya. Pertanyaan bisa disampaikan melalui Twitter dengan mention @garyvee dan hastag #askgaryvee.
Kalau tiga podcast sebelumnya berkisar tentang bisnis, pemasaran, dan media sosial, podcast yang satu ini seputar apa saja tentang Jepang, dari sudut pandang seorang bule alias gaijin. Podcast ini dibikin oleh Kevin O’shea. Dari namanya, jelas keturunan Irlandia. Tapi dia berasal dari Kanada. Dia menikah dengan seorang Jepang dan akhirnya menetap di Kobe. Sehari-hari dia mengajar bahasa Inggris.
Aku ketemu podcast ini karena mencari-cari segala sesuatu tentang Jepang. Podcast ini unik karena O’shea bisa dibilang syor sendiri. Dia suka podcast yang panjang-panjang, jadi jangan kaget kalau durasinya bisa sejam lebih. Biasanya tiap episode akan ada tamu, lalu mereka akan membahas topik tertentu. Topiknya cukup unik, misalnya bagaimana kebiasaan pernikahan di Jepang. Jadi ternyata orang Jepang sekarang pengen kebule-bulean. Menikah dengan gaya bule di depan pastor, padahal bukan orang Kristen. Nah, ternyata itu menjadi “peluang kerja” bagi para gaijin. Mereka pura-pura jadi pastor dan memimpin acara pernikahan. Salah satu narasumber si Kevin seorang bule yang nyambi jadi pastor gadungan. Ceritanya sangat menarik.
Hahaha, nggak perlu heran ya. Namanya juga selera. Makanya podcast ini juga masuk daftar. Dibawakan host Mark Strigl, podcast ini sudah berumur lebih dari 10 tahun. Yup, Mark sudah ngepodcast sejak 2005. Jangan heran kalau episode terbaru yang dipublikasikan akhir Januari ini adalah episode ke-582. Dalam kurun waktu selama itu, sudah banyak nama-nama beken di panggung metal yang diwawancara Mark. Dua di antaranya yang pernah aku tulis di blog sebelumnya yaitu drummer Def Leppard, Rick Allen, dan mantan duetnya Marty Friedman di Cacophony, Jason Becker.
Mungkin karena sudah berumur, rentang pengalaman Mark sudah sangat panjang. Tapi, dia banyak membahas band-band tahun 1980-an. Sebutlah, dia mewawancarai Paul Di’anno (Iron Maiden), Udo Dirkschneider (Accept, UDO), Joe Lynn Turner (Deep Purple, Yngwie Malmsteen, Rainbow), Ron Keel, hingga Michael Angel Batio. Mereka bicara tentang isu-isu yang dulu pernah memanas atau kejadian di konser tertentu. Sungguh menyenangkan mengingat kembali berbagai hal yang terjadi saat pangung metal sedang riuh-riuhnya. Yang membuat cerita menjadi lebih menarik karena sekarang orang-orang tersebut sudah tua. Banyak kisah terjadi, sebut saja seperti Jason. Wuah, benar-benar menyentuh.