Sebelumnya Anjungan Losari menghadap laut lepas Selat Makassar, kini menjadi anjungan di dalam perairan sebuah teluk sempit dengan munculnya bentangan timbunan pembuatan kawasan CPI.
Laut yang tak beriak penyebab terjadinya peningkatan sedimentasi, ditunjang aliran air Kanal Jongaya yang tak henti mengalir membawa sampah serta buangan limbah warga lainnya bermuara di laut depan Anjungan Losari yang setelah direvitalisasi tahun 2012 menjadi pantai modern di tengah kota Makassar. Itulah faktor penyebab utama tercemar parahnya perairan depan Anjungan Losari.
Pembangunan Kanal Selatan CPI sebagai muara baru Kanal Jongaya, dimaksudkan agar dapat terjadi sirkulasi perputaran arus air laut yang dapat mengurangi pengendapan air bermuatan limbah di pantai depan Anjungan Losari dan sekitarnya agar tidak mendangkal, tidak kotor serta tidak berbau busuk seperti selama ini.
Dengan gencarnya pemasangan pipa-pipa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Losari di selatan kota Makassar saat ini, jika selesai diharapkan sekaligus dapat mempercepat upaya mengatasi pencemaran air kanal dan pesisir pantai barat kota Makassar. Termasuk pantai di depan Anjungan Losari, kawasan CPI dan sekitarnya.
Menurut Gubernur NA, Anjungan Losari dan sekitarnya perlu dipelihara dengan baik karena merupakan salah satu ikon wisata yang sudah cukup dikenal sejak lama di destinasi kota Makassar. ''Kanal-kanal yang ada di kota Makassar ke depan juga dapat ditata sebagai ikon wisata khas di kota Makassar,'' katanya dalam dialog lepas usai membuka koneksi Kanal Selatan CPI sebagai muara baru Kanal Jongaya.
Dalam perbincangan dengan sejumlah nelayan pesisir pantai Makassar di TPI Rajawali, berharap dapat dibuat semacam penanda dilengkapi menara suar di muara kanal baru Kanal Jongaya. Sebagai petunjuk terutama di malam hari yang gelap bagi kapal-kapal nelayan dari perjalanan Selat Makassar yang akan masuk ke Kanal Jongaya, menuju TPI atau perkampungan nelayan yang tumbuh sejak lama di sebagian besar bantaran Kanal Jongaya.
PERLU KAJIAN KHUSUS
Terdapat puluhan bentangan kanal di arah utara, selatan dan timur kota Makassar dengan panjang sekitar 40 kilometer. Selama ini berfungsi sebagai drainase sekaligus pengendali banjir saat musim hujan di ibukota provinsi Sulsel.
Di antaranya terdapat 3 kanal yang berfungsi sebagai saluran drainase induk (primair) kota Makassar. Kanal Jongaya merupakan kanal induk yang terpanjang lebih 9 km. Melewati wilayah kecamatan Mariso dan kecamatan Tamalate di selatan kota Makassar.