Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bunga Oleander ‘Beracun’ Menghias Kota Pasangkayu

21 Oktober 2015   00:31 Diperbarui: 21 Oktober 2015   00:36 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tanaman hias Bunga Oleander menghias sepanjang Jl Andi Depu kota Pasangkayu, Matra/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]

Indahnya tanaman hias bunga oleander di kota Pasangkayu merupakan salah satu pemandangan menarik saat melintas jalur Trans Sulawesi sepanjang lebih 800 km dari kota Makassar (Sulsel) ke kota Palu (Sulteng). Penanaman pohon berbunga warna merah muda dan pink di sebagian besar halaman rumah dan di tepi-tepi jalan protokol, kini seolah menjadi penanda khas kota Pasangkayu. Banyak warga di ibukota kabupaten Mamuju Utara (Matra) provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) tersebut menyakini oleander sebagai bunga rezeki lantaran umumnya mereka yang menanam, kehidupannya sejahtera.

Masih sangat sedikit warga di Pasangkayu mengetahui jika oleander, tanaman hias berdaun pita yang pohonnya dapat mencapai ketinggian lebih dari 3 meter tersebut merupakan salah satu jenis pohon beracun. Mulai dari daun, bunga, akar, kulit dan batang pohonnya mengandung zat dapat mematikan apabila masuk ke tubuh manusia. Begitu keras daya rusaknya , getah pohon oleander apabila mengenai luka di tubuh seseorang dapat menyebabkan kelumpuhan. 

[caption caption="Indahnya bunga oleander merah muda di jalan-jalan protokol kota Pansangkayu, Matra/Ft: Mahaji Noesa"]

[/caption] Tidak jelas siapa awalnya yang mengenalkan tanaman hias asal Maroko dan Portugal ini kepada warga kota Pasangkayu. Sejumlah penduduk sekitar pantai Pasangkayu menyebut oleander sebagai bunga Donggala. Mereka menamai demikian karena sebelumnya banyak memperoleh bibit dari kota Donggala, kl 80 km dari Pasangkayu. Donggala, ibukota sebuah kabupaten di Sulawesi Tengah (Sulteng)  berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten Matra, Sulbar.

Sebenarnya sekitar 6 tahun lalu bunga oleander tersebut pernah menghebohkan warga kota Bandung, Jawa Barat. Mereka melakukan aksi ramai-ramai membabat tanaman oleander yang sebelumnya telah cukup lama dipelihara sebagai tanaman hias pekarangan dan ruang publik, setelah diketahui sebagai pohon mengandung zat beracun mematikan.

Zat racun bernama oleandrin yang meliputi seluruh bagian pohon oleander, tak hanya berbahaya apabila terkontaminasi ke dalam tubuh manusia tetapi juga hanya dengan kandungan 0,5 miligram zat tersebut mampu mematikan hewan. Sudah diteliti, dalam kondisi kering pun seluruh bagian dari pohon oleander masih mengandung racun berbahaya bagi manusia maupun hewan.

[caption caption="Tanaman bunga Oleander menghias banyak pekarangan rumah warga di kota Pasangkayu, Matra/Ft: Mahaji Noesa"]
[/caption] Ketika  memangkas daun dan ranting pohon oleander  yang rimbun di Jalur Dua Tengah, tampak sejumlah warga Pasangkayu tak hirau dengan getah-getah putih oleander yang terbercik liar dari daun dan ranting yang dipotong. Padahal, di getah oleander itulah berakumulasi oleandrin dan neriine sebagai toksin mematikan.

Ramainya minat warga di kota Pasangkayu saat ini memelihara tanaman oleander diharapkan perlu diiringi perhatian dari pemerintah setempat untuk menghindari dampak buruk dari pohon beracun tersebut. Aksi pembabatan tanaman  hias oleander yang pernah dilakukan pemerintah dan warga kota Bandung tahun 2009, semestinya dapat menjadi catatan penting masyarakat dan pemerintah di Indonesia agar menghindarkan penanaman tanaman-tanaman hias mengandung racun membahayakan di ruang-ruang publik.         

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun