Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cina Lirik Paten ‘Hotel Bawah Air’ Ishak Suruaji

14 Juli 2012   08:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:58 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_187775" align="aligncenter" width="384" caption="Ishak Suruaji penemu dan pemegang Hak Paten konstruksi bawah air/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]

Menikmati sensasi keindahan beragam jenis ikan berenang di bawah laut langsung dari kamar tidur, hanya boleh terjadi dari kamar-kamar hotel bawah air (The Underwater Hotel Room).

Hanya di Thai Muang Beach, Phuket, Thailand. pernah diperoleh kesempatan eksklusif menikmati langsung alam bawah laut seperti itu tanpa harus menggunakan peralatan selam. Penghuni kamar hotel melalui jendela-jendela yang menggunakan kaca agrilite glass dapat melihat kehidupan langsung alam bawah laut dari kamar pembaringannya sekalipun. Sayangnya, lokasi di pantai Phuket tersebut ikut hancur saat terjadi gelombang dahsyat Tsunami Aceh beberapa tahun lalu.

Hancurnya hotel bawah air di Thailand yang merupakan satu-satunya yang ada di dunia, ikut meluluhlantakkan perasaan Ishak Suruaji. Betapa tidak, putra Indonesia kelahiran Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia inilah merupakan penemu sekaligus pemegang Hak Paten Konstruksi Hotel Bawah Air tersebut.

Namun dalam melangkah ke usianya 70 tahun sekarang, Ketua Yayasan Isiarta Trans Umat (Ya.I.T.U) Jakarta yang pernah menimba ilmu di jurusan arsitektur Universitas Hasanuddin dan Fakultas Teknik Sipil UKI Paulus Makassar, kini merasa lega lantaran masih datang tawaran untuk menggunakan temuan konstruksi hunian bawah air tersebut.

Menurut Ishak Suruaji, saat ini sejumlah kerabat pengusahanya di RRC menyatakan minat menggunakan hak ciptanya untuk membangun hotel bawah laut di Pulau Hai Nang di wilayah bagian selatan Cina. Juga tawaran yang sama datang dari wilayah Provinsi Shan Tong untuk membangun kamar-kamar hotel bawah air di Teluk Tsing Tao.

[caption id="attachment_187776" align="aligncenter" width="384" caption="Suasana kamar bawah air The Underwater Hotel/Ft:repro-dok. Ishak "]

13422545301357172441
13422545301357172441
[/caption]

Rencananya, akhir Juli 2012 ini Ishak akan berangkat ke Beijing guna melakukan presentasi serta konsultasi teknis dengan pihak yang akan menggunakan Hak Cipta Konstruksi Bawah Air tersebut.

''Mudah-mudahan dalam pertemuan ini ada pembicaraan lebih lanjut untuk segera ditindaklanjuti dengan Memorandum of Understanding mengenai penggunaan Hak Cipta tersebut. Dalam hal ini saya tidak mengejar materi. Jika ada royalti untuk saya dari penggunaan hak cipta tersebut, akan saya kembalikan sebagai saham. Yang utama, temuan konstruksi bawah air temuan putra Indonesia ini mereka mau gunakan,'' katanya.

Dari segi penjelasan pertanggungjawaban teknis di Beijing, menurut Ishak Suruaji, dia nantinya akan didampingi tenaga ahli dari Yayasan Isiarta Trans Umat. Masing-masing, Prof.Ir.Herman Wahyudi (Guru Besar ITS), Prof.Wegie Ruslan (Guru Besar Universitas Atmajaya), dan Kun Sudarsono (Ahli Karang Laut).

Penemuan konstruksi bawah laut yang dibagi dalam bentuk Tipe Sarang Labalaba dan Tipe Papan Catur oleh Ishak Suruaji, merupakan penemuan yang pertama di dunia. Ide itu diperoleh setelah sebelumnya, dia terbilang sukses selama sekitar 30 tahun mengerjakan berbagai proyek konstruksi kelautan (marine construction) berupa pembuatan dermaga dan tanggul pemecah ombak di berbagai daerah di Indonesia melalui perusahaannya bernama PT. Dharma Subur Sakti.

Ishak mematenkan temuannya tersebut sejak tahun 1996. Sebagai penemu pertama dan pemegang Hak Cipta (copy right) Seni Desain Konstruksi Bawah Air Tipe Sarang Labalaba (No.018865) dan Tipe Papan Catur (No.018866), serta teknik konstruksi Floating Jacket Capacity (stabilitas dan kapasitas pengapungan) di dunia yang tunduk pada Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Word (1886) mencakup 117 negara di dunia.

''Gagasan ini saya maksudkan dalam jangka panjang dapat digunakan terutama di wilayah Indonesia yang memiliki pantai-pantai dengan perairan bawah laut yang indah. Namun sejak dipatenkan, sampai sekarang belum pernah satupun ada tawaran dari dalam negeri untuk menggunakan konstruksi hotel bawah air ini. Padahal untuk membuat satu paket yang terdiri minimal 8 kamar tambah 1 restoran, biayanya relatif tidak terlalu besar,'' jelas Ishak Suruaji.

Dari segi investasi usaha, pembuatan kamar-kamar bawah air amat menjanjikan. Pengalaman dilihat dari 40 kamar bawah laut yang pernah dibuat di Phuket, Thailand. Untuk menginap di hotel tersebut peminatnya sampai harus antrian, minimal sudah membooking setahun sebelumnya. Dilakukan secara bergiliran. Itupun tiap orang hanya diperkenankan menginap selama sehari. Tahun 2000, tarif inap kamar bawah air di Phuket sudah mencapai 3.000 dolar AS sehari.

Majalah 'Teknologi' Indonesia bimbingan Prof.Dr.Ing.B.J.Habibie terbitan tahun 1998 pernah memilih konstruksi hotel bawah laut temuan Ishak Suruaji ini sebagai salah satu Liputan Utama karya putra Indonesia.

Pengalaman di Phuket, menurut Ishak,mengajarkan satu ketegasan bahwa pembangunan hotel yang memiliki kamar-kamar bawah laut harus dibuat di wilayah pantai yang indah serta kaya biota lautnya, aman atau bebas dari berbagai dampak jika terjadi gempa sekitarnya,'' katanya. Selamat bernego Pak Ishak, sei-sei atas sharing infonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun