Hingga saat ini tak ada promosi khusus yang dilancarkan ke Indonesia olew pihak klinik ‘Ruwatan Warisan Islam' yang berlokasi di No.15-15A Jl Anngerik Dorotis BB 31/BB, Seksyen 31 Kota Kemuning 40460 Shah Alam Selangor Darul Ehsan. Namun, belakangan ini setiap hari kian banyak orang asal Indonesia datang berobat ke klinik salah satu Negara Bagian di Malaysia tersebut.
[caption id="attachment_101494" align="aligncenter" width="544" caption="Y.Bhg. Dato' Muhammad Bardiri bin Tukimon bersama isteri/Ft:patrianadewi.multiply.com"][/caption]
Awal bulan April 2011, sejumlah warga asal Sulawesi Selatan berkunjung ke klinik yang diasuh secara tunggal oleh Y.Bhg (Yang Berbahagia) Dato' Muhammad Bardiri bin Tukimon yang keseharian lebih akrab dipanggil dengan nama Dokter Cik Man. Salah seorang di antara warga Sulsel tersebut adalah H.Fahmy Myala.
Mantan wartawan Harian Kompas yang kini bermukim di Kota Makassar, secara khusus tertarik ke klinik di Selangor tersebut, setelah sebelumnya mendengar cerita kemampuan Cik Man yang dapat mengobati berbagai jenis penyakit melalui sejumlah kerabatnya di Padang, Sumatera Barat yang pernah menjalani pengobatan dan operasi di negeri jiran itu.
Penasihat organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sulawesi Selatan ini, sejak sepuluh tahun terakhir memiliki benjolan tumbuh sebesar biji bakso di bagian punggungnya. Bulan Maret 2011 lalu, benjolan tersebut terasa sakit lalu pecah dan mengeluarkan cairan berbau busuk. [caption id="attachment_101495" align="alignleft" width="495" caption="Ruwatan Warisan Islam di Selangor, Malaysia/Ft. Duppa Lepu Jaya"]
''Menurut Cik Man, benjolan yang meletus itu sejenis penyakit kanker. Hanya sekitar 5 menit terbaring di kamar operasi, punggung saya sudah diseset, mengeluarkan darah tapi tanpa ada rasa sakit sedikitpun. Benjolan yang berhasil dikeluarkan pun diperlihatkan kepada saya. Setelah itu, proses operasi dinyatakan selesai dan saya saat itu juga diperkenankan bisa kembali, dengan kondisi yang sehat ke Makassar,'' papar suami dari dr.Hj,Arni, salah seorang Kepala Puskesmas di Kabupaten Gowa ketika ditemui siang tadi (13 April 2011) rileks dengan sejumlah kerabatnya di Warkop 'Sahabat' Jl. Lagaligo, Kota Makassar.
Dalam hari yang bersamaan di Selangor, ada Rita, seorang karyawati dari sebuah perusahaan swasta dari Kota Makassar menjalani operasi kanker payudara. Menurut hasil USG dari rumah sakit di Kota Makassar, ada dua gumpalan daging kanker yang harus diangkat dari payudaranya. Namun dalam terapi Cik Man, keseluruhan ada tiga gumpalan yang harus dibersihkan.
''Hanya dalam waktu tidak lebih dari 15 menit di ruang operasi, dua gumpalan daging berhasil dikeluarkan. Satu gumpalan menyusul akan diangkat bulan depan,'' jelas Epu, suami Rita yang mengaku menyaksikan langsung jalannya pembedahan yang dilakukan oleh Cik Man terhadap isterinya. ''Menggunakan pisau bedah, jelas ada darah yang mengalir meski tak banyak. Tapi istri saya yang dioperasi tanpa dilakukan pembiusan, kelihatan tenang-tenang saja tak merasa ada kesakitan hingga operasi selesai.
Rita sendiri, sepulang dari Selangor sudah kembali aktif menjalani tugas rutin sebagaimana biasa di kantornya di Kota Makassar. ''Pada saat mulai operasi ada terasa seperti digigit semut, tapi cuma sebentar sekali, dan selama operasi berlangsung tidak ada rasa sakit,'' akunya.
Hal sama diakui oleh H.Andi Sarman, juga seorang pengusaha di Kota Makassar yang datang bersama istrinya untuk mengobati penyakit gondok yang diderita sudah menahun di bagian lehernya ke klinik Cik Man awal April 2011 di Selangor. ''Hanya dalam tempo beberapa menit saja, gondok saya dibedah dikeluarkan isinya tak ada rasa sakit,'' tandas Sarman.
Dia pun menyatakan, merasa ngeri ketika menyaksikan langsung bagaimana Cik Man beraksi menggunakan pisau bedah mengeluarkan penyakit kista yang diderita isterinya. ''Tapi selama pembedahan kista itu berlangsung sekitar 15 menit, kelihatan istri saya biasa-biasa saja tanpa ada rasa sakit. Padahal ketika pembedahan berlangsung juga ada darah yang keluar dari daging tubuh yang dibelah. Subhanallah!'' Ucap Sarman, lalu menghela nafas.
Sebelum H.Fahmy Myala menjalani operasi di klinik Cik Man, terlebih dahulu ada seorang berkebangsaan India dioperasi. Dua ginjalnya dikeluarkan, dibersihkan lalu dibenam kembali. Hanya dalam waktu sekitar setengah jam, operasi selesai dan si orang India tersebut sudah diperkenankan untuk pulang. Terlihat dia begitu segar, tak ada mimik kenyerian sedikitpun di wajahnya.
''Cik Man itu dokter luar biasa, dapat mengobati segala macam penyakit. Mungkin inilah satu-satunya dokter di dunia yang melakukan pembedahan tanpa harus didahului pembiusan, tanpa ada transfusi darah, tanpa dilakukan penjahitan untuk menutup bekas pembedahan, tak mengenal rawat inap, dan pasien tanpa merasa sakit sedikitpun. Ini nyata, karena saya sendiri barusan saja menjalaninya,'' papar H.Fahmy Myala.
Seperti sudah diuraikan dalam postingan Kompasiana 12 Maret 2011 (http://luarnegeri/kompasiana.com/2011/03/12), selain metode operasinya yang lain dari kebiasaan praktik medis modern, biaya pengobatan/operasi untuk suatu penyakit di klinik Cik Man jauh lebih murah dibandingkan biaya yang harus disediakan apabila dilakukan di rumah sakit di Indonesia. ''Perbedaan biaya operasi untuk suatu penyakit -- sudah termasuk dengan hitungan biaya transport dan akomodasi, selisihnya sampai puluhan kali lebih besar jika dilakukan di Indonesia,'' tandas H.Fahmy Myala.
Sekalipun para anggota keluarga dibebaskan untuk melihat langsung keluarganya yang menjalani operasi, namun tidak diperkenankan untuk mengambil gambar atau melakukan pemotretan di ruang praktik Cik Man yang berlantai dua, terdiri atas 6 kamar operasi (lantai II) dan sebuah kamar konsultan (lantai I).
Jadwal praktik klinik Cik Man yang saat ini memampang label 'Pengamal Perubatan Islam' namun terbuka melayani pasien dari berbagai suku, bangsa dan agama, buka hanya hari Senin hingga Kamis mulai pukul 9 pagi hingga pukul 17 sore hari. Klinik berijin No.Syarikat: 883701-T di Selangor, Malaysia ini membatasi diri memeriksa dan mengoperasi hanya untuk 30 pasien setiap hari, dan praktik dinyatakan tutup selama bulan Ramadhan atau bulan Puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H