Sebelum H.Fahmy Myala menjalani operasi di klinik Cik Man, terlebih dahulu ada seorang berkebangsaan India dioperasi. Dua ginjalnya dikeluarkan, dibersihkan lalu dibenam kembali. Hanya dalam waktu sekitar setengah jam, operasi selesai dan si orang India tersebut sudah diperkenankan untuk pulang. Terlihat dia begitu segar, tak ada mimik kenyerian sedikitpun di wajahnya.
''Cik Man itu dokter luar biasa, dapat mengobati segala macam penyakit. Mungkin inilah satu-satunya dokter di dunia yang melakukan pembedahan tanpa harus didahului pembiusan, tanpa ada transfusi darah, tanpa dilakukan penjahitan untuk menutup bekas pembedahan, tak mengenal rawat inap, dan pasien tanpa merasa sakit sedikitpun. Ini nyata, karena saya sendiri barusan saja menjalaninya,'' papar H.Fahmy Myala.
Seperti sudah diuraikan dalam postingan Kompasiana 12 Maret 2011 (http://luarnegeri/kompasiana.com/2011/03/12), selain metode operasinya yang lain dari kebiasaan praktik medis modern, biaya pengobatan/operasi untuk suatu penyakit di klinik Cik Man jauh lebih murah dibandingkan biaya yang harus disediakan apabila dilakukan di rumah sakit di Indonesia. ''Perbedaan biaya operasi untuk suatu penyakit -- sudah termasuk dengan hitungan biaya transport dan akomodasi, selisihnya sampai puluhan kali lebih besar jika dilakukan di Indonesia,'' tandas H.Fahmy Myala.
Sekalipun para anggota keluarga dibebaskan untuk melihat langsung keluarganya yang menjalani operasi, namun tidak diperkenankan untuk mengambil gambar atau melakukan pemotretan di ruang praktik Cik Man yang berlantai dua, terdiri atas 6 kamar operasi (lantai II) dan sebuah kamar konsultan (lantai I).
Jadwal praktik klinik Cik Man yang saat ini memampang label 'Pengamal Perubatan Islam' namun terbuka melayani pasien dari berbagai suku, bangsa dan agama, buka hanya hari Senin hingga Kamis mulai pukul 9 pagi hingga pukul 17 sore hari. Klinik berijin No.Syarikat: 883701-T di Selangor, Malaysia ini membatasi diri memeriksa dan mengoperasi hanya untuk 30 pasien setiap hari, dan praktik dinyatakan tutup selama bulan Ramadhan atau bulan Puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H