[caption id="attachment_353913" align="aligncenter" width="480" caption="Lokasi TPAS Puwatu yang bersih tanpa bau/Ft:Mahaji Noesa "][/caption]
Tak ada lalat di Tempat Pebuangan Akhir Sampah (TPAS) Puwatu!Kalimat yang diucapkan Camat Puwatu, Drs Saharuddin MSi tatkala berbincang lepas di kantornya terbukti dalam amatan setelah beberapa saat kemudian berkesempatan masuk lokasi yang terletak sekitar 3 km dari bentangan badan jalan poros Bundaran Mandonga – Terminal Puwatu.
Sebuah tebing di pertemuan kaki sejumlah bukit sedalam lebih 100 meter tampak telah tertimbun menjadi tanah dataran sekitar 4 hektar. Di ujungnya masih menganga tebing seluas puluhan hektar. Di wilayah RW 9 kelurahan Puuwatu kecamatan Puwatu inilah setiap hari puluhan armada mobil pengangkut sampah Dinas Kebersihan Kota Kendari membuang produk sampah dari sekitar 300 ribu jiwa warga yang kini bermukim di ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara.
Menurut Saharuddin yang sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Lurah Puuwatu, tahap awal areal yang disediakan untuk TPAS Puwatu seluas 10 hektar. Namun masih tersedia lahan puluhan hektar untuk pengembangannya.
Berada di wilayah di kelilingi perbukitan hijau, dari tempat ketinggian lokasi TPAS Puwatu dapat disaksikan uniknya bentuk serta warna-warni atap-atap bangunan kota Kendari yang memadati daratan pesisir Teluk Kendari.
‘’Kerlap-kerlip lampu kota Kendari sangat indah terlihat dari lokasi TPAS Puwatu malam hari. Berada di lokasi ini ibarat di suatu lokasi obyek wisata saja,’’ujar Saharuddin yang mantan Kabid Binsos Kemasyarakatan di kantor Kesbang kota Kendari, seolah berpromosi terhadap lokasi TPAS Puwatu yang berada di wilayahnya.
[caption id="attachment_353917" align="aligncenter" width="480" caption="Para pengais di TPAS Puwatu memilah sampah organik dan nonorganik sebelum ditimbun/Ft: Mahaji Noesa"]
Berada di wilayah pinggiran yang berbatasan dengan kabupaten Konawe, kecamatan Puwatumerupakan pemekaran dari kecamatan Mandonga tahun 2006, kini menjadi lokasi pembangunan berbagai infrastruktur kota dan layanan publik warga kota Kendari. Selain TPAS Puwatu, di kecamatan Puwatu berlokasi tempat pembuangan dan pengolahan tinja warga kota Kendari, Rumah Sakit Jiwa Kendari, Terminal antarkota antarprovinsi, Lembaga Pemasyarakatan,TPU, Kampung Wisata, dan Perguruan Tinggi Ilmu Gizi.
Saat ini, menurut Saharuddin, di kelurahan Abeli Dalam kecamatan Puwatu sedang dipersiapkan lahan seluas 12 hektar yang akan dijadikan sebagai lokasi Kemah Nasional akan diikuti lebih dari 6.000 peserta utusan dari 33 provinsi di Indonesia. Pertemuan kemah Akbar Pramuka Indonesia yang berlokasi di kecamatan Puwatu kota Kendari, menurut rencana, akan dilaksanakan bulan Oktober 2015 nanti.
[caption id="attachment_353921" align="aligncenter" width="480" caption="Gerbang masuk TPAS Puwatu hijau dan sejuk/Ft: Mahaji Noesa"]
[caption id="attachment_353923" align="aligncenter" width="480" caption="Tebing pembuangan sampah TPAS Puwatu masih luas/Ft:Mahaji Noesa"]
TPAS Puwatu yang jadi kebanggaan pemerintah kota Kendari, tentu saja, dapat juga menjadi salah satu obyek kunjungan karya wisata peserta Kemah Nasional 2015 di Puwatu, kota Kendari. Bila perlu dibuatkan semacam lomba ketangkasan berhadiah mencari lalat di lokasi TPAS Puwatu, karena seperti kata Camat Puwatu di lokasi tersebut sulit mencari lalat, heheheeee…..
Setelah berada di lokasi TPAS Puwatu, ternyata bukan tidak ada lalat. Setiap mobil yang datang membawa sampah busuk ke lokasi ini telihat semua dirubungi lalat. Hanya saja lalat bawaan tersebut terlihat bermain terlokalisir sekitar tumpukan sampah selama para pengais memilah sampah organik dan sampah nonorganik. Setelah terpilah dozer dan eskavator yang senantiasa standby di lokasi tersebut segera beraksi mendorong sampah organik ke tebing dan langsung ditimbun dengan tanah yang digaruk dari bukit sekitarnya. Bau busuk sampah lenyap, lalat-lalat ikutan pun kemudian menghilang entah terbang kemana.
[caption id="attachment_353927" align="aligncenter" width="480" caption="Perkampungan Mandiri Energi menggunakan gas metan dari TPAS Puwatu/Ft:Mahaji Noesa"]
Jika tak ada tumpukan karung-karung berisi sampah nonorganik milik para pengais di sekitar lokasi, keseharian lahan inti TPAS Puwatu ibarat lokasi yang dipersiapkan untuk pembangunan sebuah lapangan atau taman yang besar. Dari perut tebing yang telah dituangi sampah dan telah ditimbun serta dipadatkan kini disuling gas metan, kemudian melalui pipa dialirkankepemukiman mandiri energi yang berada sekitar 500-an meter dari gerbang masuk TPAS Puwatu.
Gas metan tersebut sudah lebih dari setahun digunakan untuk keperluan penerangan rumah, lampu penerangan lingkungan, serta untuk keperluan memasak bagi lebih 100 Kepala Keluarga di Perkampungan Mandiri Energi.
‘’Perkampungan yang dibangun oleh Pemkot Kendari tersebut dapat juga disebut sebagai Perkampungan Pemulung karena sebagian besar dihuni para pemulung, termasuk pemulung yang secara penuh menggantungkan hidup dari bekerja mengais sampah di lokasi TPAS Puwatu,’’ jelas Saharuddin.
[caption id="attachment_353930" align="aligncenter" width="400" caption="Camat Puwatu Drs Saharuddin MSi/Ft: Mahaji Noesa"]
Berulangkali mantan Kasi Sosnaker Kantor Transmigrasi yang dilantik jadi Camat Puwatu 6 Pebruari 2015 memuji Walikota Kendari Ir Asrun M.Eng sebagai pemimpin brilian penggagas pemanfaatan gas metan dari TPAS Puwatu secara gratis untuk penghuni Perkampungan Mandiri Energi.
Pujian yangbukan bersifat ABS – Agar Bapak Senang, karena Walikota Kendari tersebut, memang, sebelumnya telah mendapat pujian dari para peserta konferensi Asia – Pacific di Bangkok tentang pengolahan persampaan setelah mempresentasekan pengelolaan dan pemanfaatan gas metan dari TPAS Puwatu. Suatu tim dari Perancis secara khusus pernah meninjau langsung dan memuji model pengelolaan sampah di TPAS Puwatu.
Setelah gas metan, Pemkot Kendari berharap akan mendulang pupuk kompos secara bersinambung dari tebing tertimbun di lokasi TPAS Puwatu. Ya, mendapat untung setelah mengusir lalat, heheee…….
Video suasana Perkampungan Mandiri Energi gunakan gas metan dari TPAS Puwatu:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H