[caption id="attachment_353921" align="aligncenter" width="480" caption="Gerbang masuk TPAS Puwatu hijau dan sejuk/Ft: Mahaji Noesa"]
[caption id="attachment_353923" align="aligncenter" width="480" caption="Tebing pembuangan sampah TPAS Puwatu masih luas/Ft:Mahaji Noesa"]
TPAS Puwatu yang jadi kebanggaan pemerintah kota Kendari, tentu saja, dapat juga menjadi salah satu obyek kunjungan karya wisata peserta Kemah Nasional 2015 di Puwatu, kota Kendari. Bila perlu dibuatkan semacam lomba ketangkasan berhadiah mencari lalat di lokasi TPAS Puwatu, karena seperti kata Camat Puwatu di lokasi tersebut sulit mencari lalat, heheheeee…..
Setelah berada di lokasi TPAS Puwatu, ternyata bukan tidak ada lalat. Setiap mobil yang datang membawa sampah busuk ke lokasi ini telihat semua dirubungi lalat. Hanya saja lalat bawaan tersebut terlihat bermain terlokalisir sekitar tumpukan sampah selama para pengais memilah sampah organik dan sampah nonorganik. Setelah terpilah dozer dan eskavator yang senantiasa standby di lokasi tersebut segera beraksi mendorong sampah organik ke tebing dan langsung ditimbun dengan tanah yang digaruk dari bukit sekitarnya. Bau busuk sampah lenyap, lalat-lalat ikutan pun kemudian menghilang entah terbang kemana.
[caption id="attachment_353927" align="aligncenter" width="480" caption="Perkampungan Mandiri Energi menggunakan gas metan dari TPAS Puwatu/Ft:Mahaji Noesa"]
Jika tak ada tumpukan karung-karung berisi sampah nonorganik milik para pengais di sekitar lokasi, keseharian lahan inti TPAS Puwatu ibarat lokasi yang dipersiapkan untuk pembangunan sebuah lapangan atau taman yang besar. Dari perut tebing yang telah dituangi sampah dan telah ditimbun serta dipadatkan kini disuling gas metan, kemudian melalui pipa dialirkankepemukiman mandiri energi yang berada sekitar 500-an meter dari gerbang masuk TPAS Puwatu.
Gas metan tersebut sudah lebih dari setahun digunakan untuk keperluan penerangan rumah, lampu penerangan lingkungan, serta untuk keperluan memasak bagi lebih 100 Kepala Keluarga di Perkampungan Mandiri Energi.
‘’Perkampungan yang dibangun oleh Pemkot Kendari tersebut dapat juga disebut sebagai Perkampungan Pemulung karena sebagian besar dihuni para pemulung, termasuk pemulung yang secara penuh menggantungkan hidup dari bekerja mengais sampah di lokasi TPAS Puwatu,’’ jelas Saharuddin.
[caption id="attachment_353930" align="aligncenter" width="400" caption="Camat Puwatu Drs Saharuddin MSi/Ft: Mahaji Noesa"]
Berulangkali mantan Kasi Sosnaker Kantor Transmigrasi yang dilantik jadi Camat Puwatu 6 Pebruari 2015 memuji Walikota Kendari Ir Asrun M.Eng sebagai pemimpin brilian penggagas pemanfaatan gas metan dari TPAS Puwatu secara gratis untuk penghuni Perkampungan Mandiri Energi.
Pujian yangbukan bersifat ABS – Agar Bapak Senang, karena Walikota Kendari tersebut, memang, sebelumnya telah mendapat pujian dari para peserta konferensi Asia – Pacific di Bangkok tentang pengolahan persampaan setelah mempresentasekan pengelolaan dan pemanfaatan gas metan dari TPAS Puwatu. Suatu tim dari Perancis secara khusus pernah meninjau langsung dan memuji model pengelolaan sampah di TPAS Puwatu.