Mohon tunggu...
Maghfira Syahruni
Maghfira Syahruni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Universitas Sumatera Utara

Actively learn about technology, society, and health in the new era.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

The Future is Not It Used to Be: Hacking Healthcare

19 Mei 2023   12:59 Diperbarui: 19 Mei 2023   13:01 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Bagaimana Artificial Intelligence dapat memperbaiki sistem pelayanan kesehatan yang terus-menerus mengalami masalah dan tantangan?

Dalam sebuah buku yang menjelaskan tentang sistem pelayanan kesehatan dengan Artificial Intelligence karya Tom Lawry menjelaskan bahwa terdapat beberapa masalah sistem perawatan kesehatan saat ini;

  • Biaya yang terus meningkat,
  • Ketidaksetaraan akses
  • Kesalahan medis
  • Kurangnya koordinasi antara penyedia layanan kesehatan. 

"Given the right tools, we can evolve from Health Systems to Systems of Health, baked with Responsible Intelligence to do good while embedded with respect, inclusion, and transparency." -Tom Lawry

Secara sederhanya, dengan  Artificial Intelligence ini sebenarnya akn memudahkan satu pihak dalam meningkatkan value dari layanan kesehatan itu sendiri.

Lalu, bagaimana cara Artificial Intelligence dapat bekerja dalam sistem pelayanan kesehatan?

Artificial Intelligence dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit secara lebih cepat dan akurat. Tentunya dengan memproses data medis dari berbagai sumber, termasuk data dari tes laboratorium, gambar medis, dan RME.  Tidak hanya diagnosis suatu penyakit, tapi Artificial Intelligence ini bisa mantauan pasien secara real-time

Artificial Intelligence juga dapat membantu mantau pasien secara terus-menerus dengan mengumpulkan berbagai sumber data medis dari perangkat medis wearable, seperti smartwatches for health monitoring dan sensor medis lainnya. Nah, kalau pake Artificial Intelligence, sistem kesehatan dapat memberikan peringatan dini tentang kemungkinan adanya masalah kesehatan agar nanti bisa memberikan perawatan lebih cepat.

Selain memantau, Artificial Intelligence juga bisa membantu dalam proses dan menganalisis data medis pasien dari berbagai sumber, termasuk data-data yang sudah direkam dari pemantauan pasien diatas. Kalau menggunkana Artificial Intelligence, sistem kesehatan bisa memberikan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu buat si dokter dan pasien.

Kerjanya tidak hanya mendiagnosis, mantau dan mengelola data doang, loh. Artificial Intelligence juga bisa membantu mengidentifikasi kandidat obat dan terapi baru yang lebih aman dan efektif dengan memproses data medis dan hasil penelitian medis yang ada. Keren sih, kalau pakai Artificial Intelligence pasti sistem kesehatan bisa bikin waktu dan biaya jadi lebih efisien.

Apakah sistem pelayanan kesehatan dengan menggunakan Artificial Intelligence menjadi suatu pilihan yang tepat?

Perlu diketahui, bahwa penggunaan Artificial Intelligence dalam pelayanan kesehatan harus diatur dan dikendalikan dengan ketat untuk memastikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan, seperti privasi pasien, etika, dan keadilan, tetap dijaga.

1. Privasi dan keamanan data

Jika satu pihak sudah sepakat untuk menggunakan Artificial Intelligence diranah kesehatan, maka harus mempelajari mengelola data dengan baik. Karena penggunaan Artificial Intelligence dalam kesehatan akan menghasilkan banyak data yang sensitif dan pribadi, dan tentunya harus dijaga keamanannya.

2. Bias algorithm

Bias algoritma merupakan suatu kecenderungan atau predisposisi suatu algoritma untuk menghasilkan hasil yang tidak akurat atau tidak adil karena adanya faktor-faktor tertentu yang terkait dengan data yang digunakan. Ini bisa saja terjadi jika data nya tidak representatif, data tidak cukup, atau tidak sesuai dengan desain maupun variabel input. Alhasil algoritma AI bisa menghasilkan hasil yang bias karena data yang didasarkan pada data historis nya telah bias sebelumnya. Fatal nya akan menghasilkan kesalahan dalam pengambilan keputusan dalam mendiagnosa atau merekomendasikan pengobatan yang tidak tepat atau diskriminatif. That's why, penting banget buat mengidentifikasi dan mengantisipasi bias algoritma agar hasil Artificial Intelligence nya jadi lebih akurat dan adil.

3. Ketergantungan pada teknologi

Tentu ada sebab dan ada akibat. Ketergantungan pada teknologi Artificial Intelligence juga dapat menghilangkan sisi kemanusiaan dalam pengobatan pasien dan mengarah pada pengabaian terhadap pandangan pasien secara keseluruhan. Bukan hanya mengurangi dari sisi intraksi manusia ke manusia, tetapi ketergantungan pada peralatan dan sistem teknologi yang digunakan juga akan menimbulkan dampak negatif lain. Maka perlu adanya upaya dalam mengembangkan strategi pengelolaan risiko yang baik, meningkatkan privasi dan keamanan data medis, dan menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan interaksi manusia ke manusia sebagai kebutuhan dasar pelayanan kesehatan.

4. Keterbatasan data

Sudah pasti, teknologi Artificial Intelligence juga akan membutuhkan data yang besar dan berkualitas untuk memberikan hasil yang akurat, tetapi data kesehatan juga sering kali ter fragmentasi dan tersebar di berbagai sistem yang ga terhubung satu sama lain. Penggunaan Artificial Intelligence dalam pelayanan kesehatan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mempercepat diagnosis, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya. Keterbatasan data dapat mempengaruhi efektivitas penggunaan Artificial Intelligence dalam pelayanan kesehatan. Keterbatasan data dapat mengakibatkan model AI yang kurang akurat atau tidak dapat diandalkan. Model AI yang dihasilkan dapat menjadi bias dan tidak mewakili variasi yang ada di masyarakat. Selain itu, kurangnya data juga dapat mempersulit pengembangan model AI yang membutuhkan volume data yang besar untuk pelatihan.

Meskipun begitu, penggunaan Artificial Intelligence dalam pelayanan kesehatan tetap memiliki manfaat yang signifikan. Salah satu contohnya adalah dalam bidang pengobatan dan diagnosis. Artificial Intelligence dapat membantu dokter dan tenaga medis dalam mendiagnosis penyakit dengan lebih cepat dan akurat dengan memanfaatkan data yang ada dan teknik pengolahan data yang canggih. Selain itu, penggunaan AI dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan sistem kesehatan, seperti melacak dan memprediksi penyebaran penyakit dan mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu, meskipun terdapat keterbatasan data, penggunaan AI dalam pelayanan kesehatan masih layak untuk dilakukan di Indonesia. Namun, diperlukan upaya untuk memperkuat pengumpulan dan pengolahan data kesehatan di Indonesia agar penggunaan AI dalam pelayanan kesehatan dapat lebih efektif dan bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. 

Dengan memperhatikan tantangan dan risiko ini, dalam buku Hacking Healthcare: How AI and the Intelligence Revolution will Reboot an Ailing System" Karya Tom Lawry. Beliau menyampaikan bahwa penggunaan Artificial Intelligence dalam kesehatan harus dipandu oleh prinsip kehati-hatian dan tanggung jawab, serta harus melibatkan para ahli kesehatan dan etika dalam proses pengembangan dan penerapannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun