Mohon tunggu...
Maghfira Syahruni
Maghfira Syahruni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Universitas Sumatera Utara

Actively learn about technology, society, and health in the new era.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

The Future is Not It Used to Be: Hacking Healthcare

19 Mei 2023   12:59 Diperbarui: 19 Mei 2023   13:01 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Tentu ada sebab dan ada akibat. Ketergantungan pada teknologi Artificial Intelligence juga dapat menghilangkan sisi kemanusiaan dalam pengobatan pasien dan mengarah pada pengabaian terhadap pandangan pasien secara keseluruhan. Bukan hanya mengurangi dari sisi intraksi manusia ke manusia, tetapi ketergantungan pada peralatan dan sistem teknologi yang digunakan juga akan menimbulkan dampak negatif lain. Maka perlu adanya upaya dalam mengembangkan strategi pengelolaan risiko yang baik, meningkatkan privasi dan keamanan data medis, dan menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan interaksi manusia ke manusia sebagai kebutuhan dasar pelayanan kesehatan.

4. Keterbatasan data

Sudah pasti, teknologi Artificial Intelligence juga akan membutuhkan data yang besar dan berkualitas untuk memberikan hasil yang akurat, tetapi data kesehatan juga sering kali ter fragmentasi dan tersebar di berbagai sistem yang ga terhubung satu sama lain. Penggunaan Artificial Intelligence dalam pelayanan kesehatan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mempercepat diagnosis, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya. Keterbatasan data dapat mempengaruhi efektivitas penggunaan Artificial Intelligence dalam pelayanan kesehatan. Keterbatasan data dapat mengakibatkan model AI yang kurang akurat atau tidak dapat diandalkan. Model AI yang dihasilkan dapat menjadi bias dan tidak mewakili variasi yang ada di masyarakat. Selain itu, kurangnya data juga dapat mempersulit pengembangan model AI yang membutuhkan volume data yang besar untuk pelatihan.

Meskipun begitu, penggunaan Artificial Intelligence dalam pelayanan kesehatan tetap memiliki manfaat yang signifikan. Salah satu contohnya adalah dalam bidang pengobatan dan diagnosis. Artificial Intelligence dapat membantu dokter dan tenaga medis dalam mendiagnosis penyakit dengan lebih cepat dan akurat dengan memanfaatkan data yang ada dan teknik pengolahan data yang canggih. Selain itu, penggunaan AI dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan sistem kesehatan, seperti melacak dan memprediksi penyebaran penyakit dan mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu, meskipun terdapat keterbatasan data, penggunaan AI dalam pelayanan kesehatan masih layak untuk dilakukan di Indonesia. Namun, diperlukan upaya untuk memperkuat pengumpulan dan pengolahan data kesehatan di Indonesia agar penggunaan AI dalam pelayanan kesehatan dapat lebih efektif dan bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. 

Dengan memperhatikan tantangan dan risiko ini, dalam buku Hacking Healthcare: How AI and the Intelligence Revolution will Reboot an Ailing System" Karya Tom Lawry. Beliau menyampaikan bahwa penggunaan Artificial Intelligence dalam kesehatan harus dipandu oleh prinsip kehati-hatian dan tanggung jawab, serta harus melibatkan para ahli kesehatan dan etika dalam proses pengembangan dan penerapannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun