Mohon tunggu...
Magel Haens Sianipar
Magel Haens Sianipar Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mahasiswa

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sisi Jembatan Antara Teologi dan Tradisi Lutheran: Memahami Keseimbangan Antara Keyakinan Sejarah dan Tantangan Zaman Kontemporer

22 April 2024   22:37 Diperbarui: 22 April 2024   22:49 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Luther sendiri menolak digunakannya namanya untuk menjadi sebuah kelompok yang mereformasi gereja, namun pengikutnya bersikeras menggunakan nama ini. Belakangan meluasnya semangat Luther dan para pengikutnya untuk membaharui gereja, menyebarkan api reformasi ke berbagai wilayah di Eropa. Muncullaah tokoh reformasi lain dengan pengembangan teologi, untuk mengembalikan ajaran gereja atau teologi sesuai dengan Alkitab.

            Luther dikemudian hari merumuskan ajarannya dan akhirnya di kenal dengan teologi Luther. Adapun teologi Luther seperti ajaran tentang Sola, 95 Dalil, 2 Kerajaan, Teologia Crusis, Katekhismus Kecil dan Besar, Sakramen, Baptisan, dll. Para pengikut Luther yang menyebut dirinya dengan Lutheran, kemudian merumuskan teologi yang dikembangkan dari teologi Luther. 

Dikemudian hari hal ini disebut dengan teologi Lutheran. Teologi Lutheran salah satunya adalah konfessi Augsburg. Itu sebabnya nanti gereja-gereja yang menyebut dirinya Lutheran, mereka menggunakan Konfessi Augsburg sebagai ajaran disamping teologi Luther yang diajarkan.

            Tidak hanya berhenti disana, teologi Lutheran berkembang dalam beragam konteks geografis dan budaya. Hal ini nantinya akan menimbulkan dorongan untuk di berlakukannya implementasi dari teologi Luther dan Lutheran tersebut. Hal ini disebut dengan tradisi Lutheran. Teologi Lutheran yang menjadi fondasi ajaran gereja sedangkan tradisi Lutheran merujuk pada bagaimana pengimplementasian ajaran itu dalam kehidupan gereja sehari-hari. Tradisi Lutheran merujuk pada cara beribadah, praktik gereja, kebiasaan dalam gereja-gereja Lutheran, liturgi, struktur gereja, pola ibadah, musik gereja, dll.

            Tradisi Lutheran tidaklah sama suatu negara/kawasan dengan wilayah lain. Sebagai contoh, ada perbedaan antara tradisi Lutheran di Jerman, Skandinavia dan Amerika Utara. Tradisi Lutheran bisa saja berbeda satu wilayah dengan wilayah lainnya. Juga bisa saja berbeda dari satu zaman ke zaman lainnya. Agaknya sedikit terlalu kaku bila gereja di masa sekarang bila hendak melakukan tradisi Lutheran seperti zaman Luther di abad 16 M. Tradisi Lutheran sesungguhnya mencakup banyak aspek praktis gereja, sebab ia berakar dalam teologi Lutheran. Namun tradisi Lutheran dapat di perbaharui sesuai dengan geografis dan budaya yang berkembang, walau tidak boleh terlalu jauh dari Alkitab, teologi Luther dan teologi Lutheran. Tradisi Lutheran dapat di modifikasi dalam beberapa hal. Tradisi Lutheran dapat dimodifikasi dalam beberapa hal dan bagian, dan dalam proses ini dipandu oleh pertimbangan teologis, sejarah gereja dan konsensus antara para pendeta dengan jemaat (di sinode). Meski demikian dalam prosesnya, tradisi teologi Lutheran yang hendak di modifikasi tidak boleh terlalu kaku maupun terlalu liar.

            Beberapa contoh modifikasi tradisi Lutheran:

1. Liturgi

            Gereja-gereja Lutheran banyak mengikuti liturgi yang terstandar dan dianggap sudah baku dan benar. Namun sesungguhnya karena ini adalah tradisi Lutheran, maka tidaklah salah bila ada sejumlah modifikasi yang dilakukan. Pada masa kini, ada juga gereja yang bergerak dan memodifikasi urutan ibadah, pemilihan bacaan doa yang beragam dan juga bacaan ayat Alkitab dengan tujuan menyesuaikan dengan konteks gereja lokal atau kehidupan jemaat. Anehnya pada masa kini justru timbul kekakuan dalam gereja arus utama, dengan dalih ketika hal ini dimodifikasi maka sudah merusak teologi Luther atau teologi Lutheran. Hal ini adalah dua hal yang berbeda. Praktik dari Liturgi memang pengimplementasian teologi Lutheran, namun bukan berarti ketika itu di modifikasi sudah merusak total Teologi Lutheran. Teologi Lutheran adalah ajaran atau dogma, sedangkan tradisi Lutheran adalah pengimplementasian teologi yang sesungguhnya dapat di baharui sesuai dengan konteks dimana gereja berada. Walau hal ini tidak dapat di ganggu dan dirubah sembarangan. Ada alasan yang kuat dan dasar dapat di pertahankan dan di pertanggungjawabkan.

2. Musik dan Nyanyian gereja

            Sejak semula Luther hanya hendak mereformasi Katolik, namun setelah terjadi perdebatan panjang pasca 95 dalil yang di pakukan di gereja Wittenberg 31 Oktober 1517, perlahan terjadi pemisahan Katolik dengan para Pengikut Luther dan mereka juga disebut dengan kaum Protestantisme atau orang Protestan. Agama baru akhirnya muncul sebagai bagian dari reformasi dogma oleh Luther dan kawan-kawan. Pasca pemisahan ini, ada beragam tradisi Katolik yang tidak sepenuhnya dirubah, salah satunya adalah nyanyian dan musik. Pengaruh dari musik dan nyanyian Katolik masih kental di gereja-gereja Lutheran pada masa itu, meskipun dorongan Luther dikemudian hari kepada para pendeta untuk menciptakan nyanyian baru dalam bingkai semangat reformasi. Tradisi musik gereja beragam mulai dari Hymne tradisional hingga musik kontemporer. Gereja juga tidak bisa terlalu kaku dengan hal ini. Memasuki abad 21 M, penggunaan musik modern dan ritme kontemporer sudah mulai terjadi di gereja, secara khusus di perkotaan/wilayah urban. Beberapa gereja memilih mengintegrasikan gaya musik yang berbeda sesuai dengan kebutuhan jemaat. Memodifikasi ini tidaklah merubah ajaran.

3. kebiasaan beribadah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun