Konflik adalah salah satu bagian yang selalu dialami oleh semua manusia mulai dari anak anak bahkan sampai orang dewasa sekalipun. Konflik ini bisa terjadi entah di tempat kerja, lingungan rumah, dalam hubungan pribadi ataupun dalam hubungan keluarga, gesekan gesekan antar individu ini yang membuat konflik terjadi dan sangat sulit untuk di hindari.
Namun, tahukah kamu kalo empati bisa menjadi satu kunci atau jalan untuk dapat menyelesaikan konflik? Sebelumnya, kita perlu tau apa itu empati. Empati adalah sebuah kemampuan untuk memahami atau merasakan apa yang orang lain rasakan melalui sudut pandang yang berbeda dan menempatkan diri sendiri di posisi orang lain. Nah, dengan melibatkan empati di dalam sebuah konflik dapat membuat konflik yang tadinya terasa rumit akan perlahan membaik karena bisa diredakan dengan Teknik empati.
PERBEDAAN EMPATI
Empati bukan hanya tentang memahami pikiran orang lain, tetapi juga merasakan apa yang mereka rasakan. Ini melibatkan aspek emosional yang mendalam dan dapat ditunjukkan melalui cara kita berkomunikasi, baik dengan verbal maupun non verbal. Dengan empati, kita dapat terhubung secara lebih mendalam dengan orang lain, menciptakan ikatan yang lebih kuat dan saling pengertian. Berikut perbedaan empati verbal dan non verbal
1. Empati Verbal
- Empati verbal ini dimana kamu dapat menunjukkan empati melalui kata-kata lisan atau tertulis dengan syarat tidak melontarkan hal hal yang membuat tersinggung atau menghakimi
2. Empati Non Verbal
- Empati non verbal ini adalah dimana kamu menunjukkan empati melalui tindakan, ekspresi wajah, kontak mata, bahkan nada suara kamu sendiri pun bisa bisa menunjukkan bahwa kamu sedang ber empati atau tidak
APA YANG DIMAKSUD DENGAN EMPATI DALAM KONFLIK?
Dalam konteks konflik, empati berarti kamu berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain, tidak hanya mendengar keluhan mereka. Ini sangat perlu keaktifan dalam mendengarkan, membaca emosi mereka, dan menunjukkan kepedulian melalui tindakan ataupun tutur kata sekalipun.
Misalnya, jika teman kamu marah atas tindakan kamu, coba tanyakan pada diri sendiri terlebih dahulu, “Mengapa dia merasa seperti itu?” “Apa yang dapat aku lakukan untuk memperbaiki situasi?” Daripada langsung membela diri, empati memungkinkan kamu fokus kepada akar masalahnya.
LALU MENGAPA EMPATI PENTING DALAM KONFLIK?
Empati tidak hanya tentang bagaimana membuat orang lain merasa dihargai dan didengar, tetapi juga tentang bagiamana mencari solusi yang bisa ditemukan. Berikut adalah beberapa penjelasan mengapa empati sangat penting untuk menyelesaikan konflik:
1. Membuka Jalan Untuk Membentuk Hubungan Yang Lebih Erat
- Dengan menunjukkan empati saat menyelesaikan konflik, kita membangun kepercayaan dan saling pengertian di antara pihak yang terlibat. Hal ini dapat mempererat hubungan dan mencegah konflik serupa terjadi di masa depan. Selain itu, sikap empati kita akan meningkatkan reputasi kita sebagai orang yang dapat menyelesaikan konflik dengan baik
2. Mempercepat Penyelesaian Konflik Secara Adil
- Dengan empati, kita bisa memahami perasaan orang lain dan memiliki pandangan dari sisi orang lain juga, sehingga membuat kedua belah pihak saling mengerti apa yang diinginkan satu dengan yang lain dan memaksa kedua belah pihak untuk mencari solusi atau jalan tengah yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.
3. Mengurangi Emosi Yang Berlebih
- Dalam situasi konflik, sering kali emosi memuncak dan sulit untuk dikendalikan. Dengan menunjukkan empati, dapat membantu meredakan emosi yang memuncak itu menjadi lebih mereda sehingga bisa menciptakan kondisi yang lebih memungkinkan untuk ber komunikasi dengan kepala yang dingin.
4. Membangun Kepercayaan
- Dalam konflik, sering sekali muncul rasa saling curiga yang menjadi penghambat yang besar untuk mencapai penyelesaian masalah. Saling curiga ini muncul karena kedua belah pihak merasa tidak dimengerti, tidak dihargai, atau salah satu pihak hanya memikirkan kemenangan nya sendiri. Melalui empati, kita bisa menunjukkan kepedulian yang tulus dengan saling mendengarkan dan dapat menghilangkan prasangka yang buruk antara satu dengan yang lain, sehingga dapat membangun kepercayaan dan memudahkan untuk menyelesaikan konflik.
BAGAIMANA CARA MENGEMBANGKAN EMPATI?
Empati bukanlah sesuatu yang langsung terjadi begitu saja ketika terjadi emosi, empati itu sebuah keterampilan yang perlu terus menurus untuk dikembangkan agar menjadi sebuah kebiasaan dalam menyelesaikan konflik. Berikut ada 4 “M” untuk mengembangkan empati:
1. Mendengarkan Dengan Aktif
- Ketika sedang terlibat dalam konflik, sangat penting untuk memberikan perhatian penuh pada apa yang hendak dikatakan orang lain, usahakan jangan terlalu sibuk memikirkan apa yang ingin kita katakan sampai membuat kita lupa untuk benar-benar mendengarkan lawan bicara kita. Jangan menyela dan memberi komentar yang menyerang tetapi fokus pada isi dan emosi di setiap kata demi kata.
2. Mengajukan Pertanyaan Terbuka
- Daripada langsung menyimpulkan, coba juga untuk bertanya untuk menggali lebih dalam lagi dan untuk memperjelas pemahaman tentang perasaan atau prespektif orang lain. Melalui kita bertanya bisa menujukkan niat untuk memahami, bukan menghakimi.
3. Menjaga Bahasa Tubuh
- Empati bukan hanya tentang perkataan saja, tapi empati juga bagaimana kita membawa diri. Ketika berbicara dalam kondisi konflik, perlu memastikan bahwa bahasa tubuh kita menunjukkan keterbukaan, seperti kontak mata yang hangat, anggukan, dan posisi duduk yang tidak menghakimi.
4. Merasakan Apa Yang Orang Lain Rasakan
Sambil mendengarkan, memperhatikan, kita bisa sambil merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Coba meluangkan waktu untuk membayangkan ketika ada di posisi orang tersebut. “Kalo aku ada di posisi dia..” dengan mencoba merasakan emosi mereka, kita akan dapat memahami situasi dari sudut pandang mereka.
Dari ke-empat “M” itu akan membantu untuk mengembangkan rasa empati, dan dapat menjadikan empati sebagai bagian dari diri kita untuk menyelesaikan konflik. Hubungan dengan orang yang ber konflik pun akan lebih erat dan akan memungkin kan untuk menjadi teman atau rekan yang bisa saling terbuka. Kita sendiri pun bisa menjadi pribadi yang lebih bijaksana, penuh toleransi, dan penuh kasih saying terhadap orang lain.
Meskipun dalam mengembangkan empati ini sangat banyak hambatannya, seperti ego, rasa mau menang, emosi yang memuncak, dan perbedaan latar belakang yang membuat kita sulit untuk menerima. Namun, kita perlu belajar untuk memiliki hati yang lapang dan belajar menerima setiap perbedaan yang ada dan belajar untuk mengontrol diri ketika emosi itu memuncak, sehingga tidak memunculkan masalah yang lebih luas dan lebih rumit lagi.
Jadi, empati merupakan keterampilan yang sangat bisa di pelajari dan di kembangkan, lain kali ketika kamu menghadapi konflik, jangan langsung kepancing emosi, tapi cobalah untuk tenang sejenak dan tanyakan pada diri sendiri “Apa yang dirasakan orang ini?”. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa empati dapat membantu mengurangi tingkat stress dan ketika kamu dapat memahami dan menyelesaikan konflik dengan baik, kamu akan merasa lebih damai dan lebih bahagia. Oleh karena itu, alangkah lebih baik kita berkomitmen untuk dapat mengembangkan empati dalam diri kita dan menjadikan empati itu sebagai alat untuk dapat menciptakan perubahan yang positif antara satu dengan yang lain.
Untuk menambah wawasan yang lebih luas mengenai hal hal yang menarik tentang pendidikan ataupun perkara kesehatan mental, bisa kunjungi website https://bk.fip.unesa.ac.id/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H