Dari ke-empat “M” itu akan membantu untuk mengembangkan rasa empati, dan dapat menjadikan empati sebagai bagian dari diri kita untuk menyelesaikan konflik. Hubungan dengan orang yang ber konflik pun akan lebih erat dan akan memungkin kan untuk menjadi teman atau rekan yang bisa saling terbuka. Kita sendiri pun bisa menjadi pribadi yang lebih bijaksana, penuh toleransi, dan penuh kasih saying terhadap orang lain.
Meskipun dalam mengembangkan empati ini sangat banyak hambatannya, seperti ego, rasa mau menang, emosi yang memuncak, dan perbedaan latar belakang yang membuat kita sulit untuk menerima. Namun, kita perlu belajar untuk memiliki hati yang lapang dan belajar menerima setiap perbedaan yang ada dan belajar untuk mengontrol diri ketika emosi itu memuncak, sehingga tidak memunculkan masalah yang lebih luas dan lebih rumit lagi.
Jadi, empati merupakan keterampilan yang sangat bisa di pelajari dan di kembangkan, lain kali ketika kamu menghadapi konflik, jangan langsung kepancing emosi, tapi cobalah untuk tenang sejenak dan tanyakan pada diri sendiri “Apa yang dirasakan orang ini?”. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa empati dapat membantu mengurangi tingkat stress dan ketika kamu dapat memahami dan menyelesaikan konflik dengan baik, kamu akan merasa lebih damai dan lebih bahagia. Oleh karena itu, alangkah lebih baik kita berkomitmen untuk dapat mengembangkan empati dalam diri kita dan menjadikan empati itu sebagai alat untuk dapat menciptakan perubahan yang positif antara satu dengan yang lain.
Untuk menambah wawasan yang lebih luas mengenai hal hal yang menarik tentang pendidikan ataupun perkara kesehatan mental, bisa kunjungi website https://bk.fip.unesa.ac.id/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H