Mohon tunggu...
Magdalena Suster
Magdalena Suster Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar merangkai kata

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maria Bunda Kerahiman

26 April 2023   23:24 Diperbarui: 11 Mei 2023   10:23 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Maria tidak asing bagi kita. Sebab nama itu seperti sudah termateraikan di dalam hati dan bibir. Ketika seseorang sedang berjalan atau pun sedang bekerja nama itu tanpa disadari terucap. 

Orang yang sedang mengucapakan kata-kata tentang nama Maria mengalami kedamaian dan sukacita dalam hati. Orang beriman kepada Tuhan percaya sepenuhnya bahwa Allah memilih Maria untuk menjadi perantara bagi-Nya. 

Maria menanggapi sapaan Tuhan dengan mengatakan "aku ini adalah hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataan mu". Maria tidak pernah berpikir untuk berpaling dari Allah meskipun panggilan dan perutusannya sebagai bunda Allah tidak selalu dipahami dengan akal budi. Maria percaya sepenuhnya pada kehendak Allah.

Maria melihat Dia yang tergantng di salib. Maria tanpa banyak kata menyaksikan Dia yang dikasihi dan di cintainya dan merungkan dalam hati. Maria tidak dapat menolak semua itu. Maria tahu bahwa itulah yang dikehendaki Allah atas puteran-Nya. 

Maria secara manusia tidak rela melihat Yesus menderita, kalaulah boleh Maria ingin menggantikan Yesus di salib itu tetapi bukan atas kehendaknya melainkan kehendak Dia. 

Allah menghendaki Maria hadir disana dan merelakan Dia yang dikasihi dan dicintai untuk mengalami semua itu karena itulah satu-satunya cara agar manusia selamat. Manusia tidak dapat selamat tanpa Allah menebus manusia dari dosa-dosanya.

Maria mengalami kesedihan dan kesakitan yang amat dalam. Kesedihan dan kesakitan yang di alami oleh Maria tidak sebanding dengan peristiwa atau penderitaan yang kita alami. 

Maria mungkin mengatakan bahwa "Allah memberikan penderitaan kepada kita dan tidak seperti yang diberikan kepadaku". Kata-kata ini bisa saja terungkap saat Maria menyaksikan kesengsaraan dan wafat puteranya. 

Maria percaya penuh pada kehendak Allah dan ingat selalu jawabnnya kepada malaikat Gabriel saat menerima kabar tentang anak yang akan dikandung dan dilahirkannya. 

Maria mengatakan terjadilah padu menurut perkataanmu" Saat Yesus wafat dan zenahjah-Nya ditutunkan dari salib dan diletakkan di pangkuan bunda Maria. Maria memeluk puteranya yang tidak bernyawa dan mengulang perkataannya kepada Malikat Gabriel. 

Maria sangat menderita menyaksikan semua peristiwa itu. Kemudian, apakah perkataan Simeon kepada Maria saat bayi Yesus dipersembahkan di kenisah nyata? perkataan itu adalah "suatu pedang akan menusuk jiwamu". Maria tidak memahami perkatan Simeon pada saat itu namun sekarang semuanya nyata.

Orang yang ditinggalkan pastilah sedih demikian juga yang di rasakan bunda Maria sedih karena puteranya yang wafat. Maria sedih tetapi tidak sampai kecewa ataupun berpaling. Maria ingat janji-Nya bahwa pada hari ketiga akan bangkit. Maka, malam yang sunyi atau sabtu Suci adalah saat dimana Maria berada dalam penantian, kesunyian. 

Maria bersama dengan para murid yang diserahkan Yesus kepadanya berkumpul dan berdoa menantikan kebangkitan-Nya. Maria adalah wanita beriman, wanita yang menaruh kepercaya penuh kepada kehendak Allah. Inilah yang membut Maria tidak tinggal pada kesedihannya tetapi menantikan hari yang telah dikatakan oleh puteranya saat bersama dengan mereka. 

Dalam Kitab Suci tidak diceritakan bahwa Yesus menampakkan diri kepada bunda-Nya. Sekalipun demikian, kita percaya bahwa Maria bersama-sama kepada para murid-Nya. 

Selain itu, Maria dikisahkan dari Awal hidup Yesus dan pertengahan dan Akhir hidup Yesus? bahwa Yesus ada bersama dengn dia, seperti seorang ibu dengan anaknya. Walaupun anaknya berada di tempat perantauan, seorang ibu merasakan apa yang dirasaka oleh anaknya walaupun tidak berada dalam satu tempat. 

Oleh karena itu, yang terpenting adalah meneladani iman Maria dan cara hidupnya yang setia, siap sedia, rendah hati dan lain sebagainya. Kemudian, Maria yang disebut sebagai bunda kerahiman karena yang dikandung dan dilahirkannya adalah Sang kerahimannya. Oleh karena Dia maka Maria di sebut sebagai bunda kerahiman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun