Maria sangat menderita menyaksikan semua peristiwa itu. Kemudian, apakah perkataan Simeon kepada Maria saat bayi Yesus dipersembahkan di kenisah nyata? perkataan itu adalah "suatu pedang akan menusuk jiwamu". Maria tidak memahami perkatan Simeon pada saat itu namun sekarang semuanya nyata.
Orang yang ditinggalkan pastilah sedih demikian juga yang di rasakan bunda Maria sedih karena puteranya yang wafat. Maria sedih tetapi tidak sampai kecewa ataupun berpaling. Maria ingat janji-Nya bahwa pada hari ketiga akan bangkit. Maka, malam yang sunyi atau sabtu Suci adalah saat dimana Maria berada dalam penantian, kesunyian.Â
Maria bersama dengan para murid yang diserahkan Yesus kepadanya berkumpul dan berdoa menantikan kebangkitan-Nya. Maria adalah wanita beriman, wanita yang menaruh kepercaya penuh kepada kehendak Allah. Inilah yang membut Maria tidak tinggal pada kesedihannya tetapi menantikan hari yang telah dikatakan oleh puteranya saat bersama dengan mereka.Â
Dalam Kitab Suci tidak diceritakan bahwa Yesus menampakkan diri kepada bunda-Nya. Sekalipun demikian, kita percaya bahwa Maria bersama-sama kepada para murid-Nya.Â
Selain itu, Maria dikisahkan dari Awal hidup Yesus dan pertengahan dan Akhir hidup Yesus? bahwa Yesus ada bersama dengn dia, seperti seorang ibu dengan anaknya. Walaupun anaknya berada di tempat perantauan, seorang ibu merasakan apa yang dirasaka oleh anaknya walaupun tidak berada dalam satu tempat.Â
Oleh karena itu, yang terpenting adalah meneladani iman Maria dan cara hidupnya yang setia, siap sedia, rendah hati dan lain sebagainya. Kemudian, Maria yang disebut sebagai bunda kerahiman karena yang dikandung dan dilahirkannya adalah Sang kerahimannya. Oleh karena Dia maka Maria di sebut sebagai bunda kerahiman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H