Nama Maria tidak asing bagi kita. Sebab nama itu seperti sudah termateraikan di dalam hati dan bibir. Ketika seseorang sedang berjalan atau pun sedang bekerja nama itu tanpa disadari terucap.Â
Orang yang sedang mengucapakan kata-kata tentang nama Maria mengalami kedamaian dan sukacita dalam hati. Orang beriman kepada Tuhan percaya sepenuhnya bahwa Allah memilih Maria untuk menjadi perantara bagi-Nya.Â
Maria menanggapi sapaan Tuhan dengan mengatakan "aku ini adalah hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataan mu". Maria tidak pernah berpikir untuk berpaling dari Allah meskipun panggilan dan perutusannya sebagai bunda Allah tidak selalu dipahami dengan akal budi. Maria percaya sepenuhnya pada kehendak Allah.
Maria melihat Dia yang tergantng di salib. Maria tanpa banyak kata menyaksikan Dia yang dikasihi dan di cintainya dan merungkan dalam hati. Maria tidak dapat menolak semua itu. Maria tahu bahwa itulah yang dikehendaki Allah atas puteran-Nya.Â
Maria secara manusia tidak rela melihat Yesus menderita, kalaulah boleh Maria ingin menggantikan Yesus di salib itu tetapi bukan atas kehendaknya melainkan kehendak Dia.Â
Allah menghendaki Maria hadir disana dan merelakan Dia yang dikasihi dan dicintai untuk mengalami semua itu karena itulah satu-satunya cara agar manusia selamat. Manusia tidak dapat selamat tanpa Allah menebus manusia dari dosa-dosanya.
Maria mengalami kesedihan dan kesakitan yang amat dalam. Kesedihan dan kesakitan yang di alami oleh Maria tidak sebanding dengan peristiwa atau penderitaan yang kita alami.Â
Maria mungkin mengatakan bahwa "Allah memberikan penderitaan kepada kita dan tidak seperti yang diberikan kepadaku". Kata-kata ini bisa saja terungkap saat Maria menyaksikan kesengsaraan dan wafat puteranya.Â
Maria percaya penuh pada kehendak Allah dan ingat selalu jawabnnya kepada malaikat Gabriel saat menerima kabar tentang anak yang akan dikandung dan dilahirkannya.Â
Maria mengatakan terjadilah padu menurut perkataanmu" Saat Yesus wafat dan zenahjah-Nya ditutunkan dari salib dan diletakkan di pangkuan bunda Maria. Maria memeluk puteranya yang tidak bernyawa dan mengulang perkataannya kepada Malikat Gabriel.Â