Kebahagiaan itu diciptakan oleh diri sendiri bukan orang lain dan juga bukan barang-barang yang berada diluar diri. Ketika seseorang memperlakukan orang lain seperti yang ingin diperlakukan pada dirinya maka orang itu akan mengalami kebahagia. Namun ketika seseorang memperlakukan orang lain tidak seperti yang diinginkan diperlakukan bagi dirinya maka orang itu dengan sendirinya tidak dapat mengalami kebahagiaan. Karena sumber kebahagiaan itu berasala dari diri sendiri dan bukan dari orang lain.
Orang lain adalah bagian dari diri tetapi orang lain bukanlah diriku. Ketika seseorang mengatakan bahwa aku tidak membutuhkan orang lain itu bohong. Karena pada hakikatnya manusia ada karena orang lain. Â
Seseorang tidak akan ada dan tidak dapat hidup tanpa orang lain. Seseorang hadir karena orang lain dalam hal ini adalah keberadaan mama dan papa. Melalui keberadaan dan kesatuan mama dan papa ada terlahir seseorang. Itulah salah satu sebabnya seseorang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Walaupun seseorang pada akhirnya dapat mandiri tetapi tetap saja membutuhkan orang lain.
Dalam lingkungan dimana diri berada orang lain selalu hadir. Yang lain bukan hanya sesama manusia tetapi alam pun bisa dikatakan yang lain karena alam bukan diri seseorang tersebut tetapi diri bersama dengan alam.Â
Meskipun demikian seseorang tetap menjadi dirinya sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Seseorang memiliki otonomnya sendiri. Ada saatnya seseorang tergantung pada orang lain tetapi pada saat tertentu seseorang itu tidak lagi tergantung dengan orang lain. Sebab seseorang itu memiliki otomnya sendiri. Meskipun demikian seseorang tetap bersama yang lain.
Bahagia itu adalah pencarian semua orang. Bahagia itu hanya dapat ditemukan dalam diri dan lingkunagn. Jika seseorang memiliki kedua hal tersebut yakni menguasai diri serta mampu berelasi dengan yang lain. Maka, kebahagiaan yang dicari dan di inginkan terpenuhi. Kebahagian semacam itu adalah kebahagiaan semu dan bukan kebahagiaan sejati. Karena sesungguhnya ada kebahagiaan yang abadi.Â
Kebahagiaan yang abadi itu ada bersama pengadanya. Kebahagiaan abadi itu hanya ditemukan dalam Dia karena sesungguhnya kepenuhan kebahagiaan ada dalam Dia. Dialah kebahagiaan sempurna awal dan akhir. Dia adalah segala-galanya.Â
Apabila ada orang ingin memiliki kebahagiaan yang sejati harus berani meninggalkan diri, ego bahkan kehendaknya. Membiarkan diri dibentuk oleh-Nya. Sebab hanya ada di dalam Dia kebahagiaan sejati dan kita adalah bagian dari kebahagiaan dari-Nya.Â
Dia adalah sumber kebahagiaan yang abadi. Setiap orang akan mengalami kebahagiaan yang abadi apabila seseorang itu mengarahkan seluruh pencariaannya dalam Dia.Â
Dia adalah sumber kebahagiaan yang dicari dan didambakan oleh setiap orang. Setiap orang diberikan anugerah bahagia. Namun setiap orang juga diberikan kebebasan memilih apakah dia mau bahagia atau tidak.Â
Kalau seseorang mengatakan kebahagiaan baginya hanya apa yang membuatnya senang seseat atau apa yang membuatnya kesal, kecewa. Maka, hal itu sah-sah saja. Akan tetapi apabila seseorang mengatakan bahwa kebahagiaan dirinya berdasarkan apa yang dilihat dan dirasakan oleh panca indra. Maka itu pun sah-sah saja karena itulah yang dipahai tentang kebahagiaan dirinya.Â
Meskipun demikian, aku mengatakan kebahagiaan semacam itu tidak dapat dikatakan sebagai kebahagiaan sejati. Dengan argumen yakni kebahagiaan itu adalah keseluruhan hidup seseorang. Keseluruhan yang dimaksud ialah senang maupun susah, menangis maupun tertawa adalah sumber kebahagiaan karena itu terjadi dalam hidup.
Beberapa filsuf misalnya Aristoteles pernah mengatakan dalam bukunya yang berjudul Nicomachean Ethics yakni bahagia merupakan tujuan dari perbuatan manusia. Â Manusia dalam setiap tindakannya itu diarahkan kepada hasrat dan keinginannya untuk bahagia. Di sini bahagia menjadi alasan manusia untuk bergerak dan bertindak.Â
Bahagia menjadi motivasi yang besar bagi peziarahan hidup manusia yang begitu panjang karena bahagiaan adalah pencarian hidup yang terakhir. Pencarian ini terus berlanjut tanpa ada batasnya. Apabila kebahagiaan itu sudah ditemukan oleh manusia maka ia menikmati hidup abadi, hidup yang sesungguhnya. Seseorang tidak lagi risau, susah karena puncak pencariannya sudah menyatu dengan dirinya.
Sumber kebahagiaan sejati adalah Sang bahagia itu sendiri. Oleh karena itu, perlu membangun relasi yang lebih intim dengan Sang empunya kebahagiaan. Hanya dengan membangun relasi yang baik dan benar terhadap Sang Kebahagiaan, pencarian hidup kita terpenuhi. Kita tidak perlu gelisah mencari keseluruh penjuru bumi kebahagiaan karena kebahagiaan itu sudah ada bersama kita.Â
Manusia sejak dijadikan dia telah membawa kebahagiaan. Sekarang kita tinggal memilih mau tinggal bersama kebahagiaan tersebut atau memilih yang lain. Semua itu ada dalam tangan kita. Manusia diberi kebebasan untuk memilih. Manusia adalah makhluk yang rasional. Manusia adalah ciptaan yang muliah. Manusia adalah mahkota segala ciptaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H