Kalau seseorang mengatakan kebahagiaan baginya hanya apa yang membuatnya senang seseat atau apa yang membuatnya kesal, kecewa. Maka, hal itu sah-sah saja. Akan tetapi apabila seseorang mengatakan bahwa kebahagiaan dirinya berdasarkan apa yang dilihat dan dirasakan oleh panca indra. Maka itu pun sah-sah saja karena itulah yang dipahai tentang kebahagiaan dirinya.Â
Meskipun demikian, aku mengatakan kebahagiaan semacam itu tidak dapat dikatakan sebagai kebahagiaan sejati. Dengan argumen yakni kebahagiaan itu adalah keseluruhan hidup seseorang. Keseluruhan yang dimaksud ialah senang maupun susah, menangis maupun tertawa adalah sumber kebahagiaan karena itu terjadi dalam hidup.
Beberapa filsuf misalnya Aristoteles pernah mengatakan dalam bukunya yang berjudul Nicomachean Ethics yakni bahagia merupakan tujuan dari perbuatan manusia. Â Manusia dalam setiap tindakannya itu diarahkan kepada hasrat dan keinginannya untuk bahagia. Di sini bahagia menjadi alasan manusia untuk bergerak dan bertindak.Â
Bahagia menjadi motivasi yang besar bagi peziarahan hidup manusia yang begitu panjang karena bahagiaan adalah pencarian hidup yang terakhir. Pencarian ini terus berlanjut tanpa ada batasnya. Apabila kebahagiaan itu sudah ditemukan oleh manusia maka ia menikmati hidup abadi, hidup yang sesungguhnya. Seseorang tidak lagi risau, susah karena puncak pencariannya sudah menyatu dengan dirinya.
Sumber kebahagiaan sejati adalah Sang bahagia itu sendiri. Oleh karena itu, perlu membangun relasi yang lebih intim dengan Sang empunya kebahagiaan. Hanya dengan membangun relasi yang baik dan benar terhadap Sang Kebahagiaan, pencarian hidup kita terpenuhi. Kita tidak perlu gelisah mencari keseluruh penjuru bumi kebahagiaan karena kebahagiaan itu sudah ada bersama kita.Â
Manusia sejak dijadikan dia telah membawa kebahagiaan. Sekarang kita tinggal memilih mau tinggal bersama kebahagiaan tersebut atau memilih yang lain. Semua itu ada dalam tangan kita. Manusia diberi kebebasan untuk memilih. Manusia adalah makhluk yang rasional. Manusia adalah ciptaan yang muliah. Manusia adalah mahkota segala ciptaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H