Persediaan air minum yang cukup selama pendakian, sehingga tidak perlu meminta persediaan minum dari orang lain. Â Alat sanitasi sendiri ini juga perlu diperhatikan. Â Bahkan alat tulis seperti pulpen dan buku catatan lainnya juga diperlukan saat registrasi di pintu loket sehingga meminimalisir menggunakan barang bersama.
Selanjutnya lakukan pendakian pendek dahulu, tidak perlu bermalam.  Ini berguna untuk menghindari kerumunan di daerah perkemahan.  Banyak gunung yang berketinggian kurang dari 1800 mdpl  yang bisa didaki sebagai pelepas rindu.  Ya, kencan pendek yang penuh kenangan biasanya kan susah dilupakan, hehehe.  Kalau memilih pegunungan yang lebih tinggi perhitungkan yang hanya memerlukan satu atau dua malam perjalanan saja.
Hindari jalur populer yang cenderung ramai. Â Tidak dianjurkan untuk membuka jalur baru, tapi pilih jalur yang lebih jarang dilalui pendaki. Â Berbagai hal bisa terjadi dan semua tidak bisa kita kendalikan dengan mudah. Â Jalur yang sempit memungkinkan gagalnya physical distancing yang kita terapkan. Â Jadi selalu tekan serendah mungkin berinteraksi dengan orang diluar kelompok perjalanan. Â Â
Tak perlu duduk berbagi kopi dan rokok saat beristirahat, cukup dengan lambaian tangan, ucapan salam atau senyum semanis yang bisa dibuat untuk menunjukan keramahan pada rombongan pendaki yang berpapasan dalam perjalanan.
Lakukan pendakian dalam kelompok kecil, yang kita kenal dan ketahui riwayat kesehatannya. Â Tak perlu ikut open trip dulu deh, cukup dua atau tiga orang dan satu orang pemandu tentunya, hehehe.
Pada intinya, semua kembali pada diri kita untuk bertanggung jawab terhadap keselamatan, keamanan dan kesehatan.Â
Okeh gaes, persiapkan alat-alat naik gunungmu. Â Yuk naik gunung lagi. Â Masih simpan nomor kontak saya kan?
Sindanglaya, 27 Juni 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H