Dibawah kerumunan dzikir, nafsuNafsu itu bersandar
Bercecak, decak. menderu kencang, melesat sanggutSanggut
Berdesir semilir angin birahi menariNari
Melenglang jalang kan, semua pesona dan coret muka tetangga
Dalam kurun rentang, melintang. Bentangkan keakraban
yang lama pernah terasingkan.
Yang dulu pernah marjinal, Sekarang nafsu itu kembali binal
SenggotSenggot penistaan ini, masih berat terasa
Menelisik, jauh dalam bayang tentang masa silam
Menyisir dalam menyelam;
Pada sebuah pertemuan kesekian lacuran
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!